Edisi.co.id - Bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) telah menelan korban jiwa sebanyak 174 orang meninggal dunia, 79 orang masih dalam pencarian, dan 12 lainnya luka-luka, menurut data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (28/11/2025).
Rincian Korban di Aceh: 35 Meninggal, 25 Hilang
Dari total korban nasional, Provinsi Aceh melaporkan 35 orang meninggal dunia, 25 orang hilang, dan 8 luka-luka. Wilayah dengan jumlah korban terbanyak berada di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. Hingga saat ini, pendataan masih berlangsung di wilayah seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara, sehingga angka korban diperkirakan masih bisa bertambah.
“Ini akan berkembang terus datanya. Dan sementara yang terdata ada 35 jiwa yang meninggal dunia,” ungkap Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, dalam konferensi pers di Bandara Silangit, Tapanuli Utara.
Kondisi Darurat di Aceh: Akses Terputus, Ribuan Mengungsi
Sebanyak 4.846 kepala keluarga (KK) tercatat mengungsi di 96 titik pengungsian di Kota Lhokseumawe dan wilayah lainnya di 20 kabupaten/kota di Aceh. Infrastruktur transportasi mengalami kerusakan parah, termasuk putusnya jalur nasional perbatasan Sumut, Aceh dan runtuhnya jembatan di Meureudu, yang mengganggu konektivitas antara Banda Aceh, Lhokseumawe Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang.
Beberapa kabupaten seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah kini tidak bisa diakses melalui jalur darat, sehingga jalur udara menjadi satu-satunya alternatif. Pemerintah memanfaatkan Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele Bener Meriah untuk distribusi logistik dan evakuasi.
Guna memastikan komunikasi darurat tetap berjalan, BNPB telah menyalurkan perangkat Starlink ke Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Bantuan logistik melalui tiga pesawat Hercules juga telah tiba, berisi beras, mie instan, minyak goreng, gula, obat-obatan, tenda, genset, dan peralatan komunikasi.
Korban di Sumatera Utara dan Sumatera Barat
Sementara itu, Sumatera Utara mencatat 116 korban meninggal dunia dan 42 orang hilang, tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, dan wilayah lainnya. Di Sumatera Barat, terdapat 23 korban meninggal, 12 hilang, dan 4 luka-luka, dengan dampak terparah di Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok, dan Kota Padang.
Operasi Modifikasi Cuaca Dimulai Serentak
Sebagai upaya mitigasi, BNPB bersama instansi terkait telah meluncurkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara serentak di ketiga provinsi. Di Aceh, OMC baru dimulai Jumat (28/11) dari Bandara Sultan Iskandar Muda, sementara di Sumut telah berjalan sejak Kamis (27/11). Operasi di Sumbar dijadwalkan mulai Sabtu (29/11) dari Bandara Internasional Minangkabau.
Tujuan utama OMC adalah mengurangi curah hujan ekstrem di wilayah rawan bencana dengan mengalihkan awan hujan ke area yang lebih aman.P
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Tinjau Langsung Lokasi Banjir di Bali, Pastikan Instruksi Penanganan Bencana Terlaksana
Banjir di Bali dan Alih Fungsi Lahan: Refleksi atas Tata Ruang dan Pembangunan Berkelanjutan
Meutya Hafid: Lawan Banjir Hoaks Butuh Kolaborasi Media dan Pemerintah
Dari Armada Pompa Air Hingga Tebar Garam, Jadi Deret Upaya Jateng Atasi Kepungan Banjir Pantura
Buntut Insiden Banjir Longsor di Sumut, DPR Minta relokasi Sekolah hingga Jalur Alternatif Logistik
Pemerintah Kerahkan 4 Pesawat dan Bantuan Besar untuk Tanggapi Bencana Banjir-Longsor di Sumatera