Apresiasi Masyarakat yang Terus Mengawal Permasalahan Banjir Sumatera
Sorotan lain juga diberikan kepada cara masyarakat yang selalu memantau perubahan hutan di Sumatera.
Menurutnya, masyarakat kini lebih mudah mendapatkan akses informasi berupa rekaman citra dari satelit mengenai perubahan kondisi alam.
“Dengan begitu, kita berharap semakin banyak orang mengawasi dan melaporkan praktik-praktik jahat tadi, merusak lingkungan dan berdampak begitu luar biasa,” tuturnya.
“Harapannya pemerintah, termasuk penegak hukum tidak punya alasan lagi untuk bilang tidak tahu,” tegasnya.
Dorong Pemerintah untuk Segera Mengambil Langkah
Distribusi bantuan yang masih terhambat oleh pemerintah, kata Novel harus segera diselesaikan.
“Semoga pemerintah segera mengambil langkah untuk menolong yang belum sempet tertolong dan melakukan perbaikan segera agar bisa kembali seperti keadaan semula,” jelasnya.
Ketika disebut sebagai bencana ekologis, kata Novel, sudah ada perundangan-undangan yang mengatur mengenai tata cara eksploitasi sumber daya alam.
“Penggunaan wilayah hutan saat hutan yang pada dasarnya dijadikan penyangga untuk keseimbangan lingkungan,” tandasnya.
***
Artikel Terkait
IFG Tegaskan Keterbukaan Informasi Sebagai Layanan Publik dan Fondasi Penguatan Reputasi Perusahaan
Beredar Insiden Banjir Bandang Menerjang Wilayah Pesisir di Arab Saudi, Puluhan Mobil Terendam
Kisruh Universitas Darma Agung. Tim Hukum Rektor UDA Versi Partahi Siregar Desak LL Dikti Wil.1 Sumut Hentikan Wisuda Versi Suwardi Lubis
Hexana Tri Sasongko Dinobatkan sebagai Infobank CEO of The Year 2025 Berkat Transformasi Digital IFG
Dengan Peran Strategis, Ketum Kiai Jeje Arahkan Transformasi Dakwah PERSIS Jakarta Menuju Progresif dan Inovatif