Penghargaan tersebut diberikan kepada Dedy bersama 16 personel Polri lainnya yang berjasa mengamankan kawasan Thamrin dari aksi teror.
Dipromosikan sebagai Analis Kebijakan Muda Polres Metro Jakpus
Setelah insiden Sarinah, Dedy dipromosikan sebagai Analis Kebijakan Muda Polres Metro Jakarta Pusat sekaligus mengikuti Sekolah Pimpinan Menengah di Lembang.
Kariernya kemudian berlanjut di berbagai posisi strategis, antara lain: Kapolres Dairi (2016), Kapolres Purwakarta (2017).
Selain itu, Dedy pernah berkarier di Pamen Korbrimob Polri (2018), Pamen Lemdiklat Polri dalam rangka pendidikan S3, Wakapolresta Tangerang (sejak 2019), Kepala BNNP Kalimantan Tengah (2025).
Pengalaman beragam di berbagai satuan tersebut semakin memperkuat kompetensi Dedy sebagai perwira dengan kemampuan manajerial dan operasional yang mumpuni.
Prestasi Cemerlang di Dunia Akademik
Tak hanya sukses di lapangan, Dedy Tabrani juga mengukir prestasi cemerlang di dunia akademik.
Dedy juga diketahui telah menuntaskan studi doktoral di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) Jakarta pada 14 Oktober 2020.
Dengan nilai 98,66, ia berhasil meraih predikat Summa Cum Laude, sebuah pencapaian yang jarang diraih di lingkungan pendidikan perwira tinggi Polri.
Dengan rekam jejak yang komplet, heroik, profesional, dan akademis Kombes Pol Dr. Dedy Tabrani menjadi salah satu putra terbaik Aceh yang terus mengharumkan daerah kelahirannya melalui pengabdian di institusi kepolisian.
Hingga kini, sosoknya pun kerap menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin berkarier dalam bidang keamanan dan penegakan hukum.
Terlebih, setelah lama berkarir diluar, Kombes Pol Dedy Tabrani kini kembali ke Aceh dan menjabat sebagai Kepala BNNP Aceh.
Hal ini menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat Aceh, mengingat prestasi yang ditorehkan Kombes Dedy diharapkan dapat membawa dampak baik terhadap kemajuan Aceh, khususnya dalam pemberantasan narkoba.***
Artikel Terkait
Kisah Pengungsi Aceh Tamiang: Uang Tidak Berharga, Makanan yang Penting
Fenomena 'Gunung Menangis' Muncul di Lombok Timur, Air Terjun Dadakan yang Diduga Akibat Maraknya Alih Fungsi Lahan
Akses Masih Terputus, Warga di Bener Meriah Jalan Kaki 3 Jam untuk Mendapat Bantuan Beras
Ribuan Gelondongan Kayu Hanyut pada Kawasan Pesisir Lampung, Diduga Milik Perusahaan dengan Konsesi Hutan Terbesar di Mentawai
FWK desak Pemerintah bentuk Badan Rehabilitasi Bencana Sumbar, Sumut dan Aceh