Idulfitri Momentum Kebahagian Ummat Islam, Ketum PERSIS: Sikapi Perbedaan Dengan Bijak dan Lapang Dada

photo author
- Kamis, 20 April 2023 | 15:23 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Ustaz Jeje Zaenudin memberikan pesan Idulfitri 1444 - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Ustaz Jeje Zaenudin memberikan pesan Idulfitri 1444 - Foto: Henry Lukmanul Hakim

 

Edisi.co.id, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Ustaz Jeje Zaenudin memberikan pesan Idulfitri 1444 H kepada seluruh ummat Islam khususnya di Indonesia.

Lebaran adalah momen kebahagian yang luar biasa bagi seluruh ummat yang telah sempurna menjalani perjuangan sepanjang satu bulan Ramadan.

“Sebagai salah satu bukti dari Nabi Muhammad Saw yang artinya, “Bagi orang yang berpuasa akan memperoleh dua kebahagian, yaitu kebahagian ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Robb pada hari kiamat,” kata Ustaz Jeje, Rabu (20/4/2023).

Baca Juga: Ustaz Wijayanto: Hakikat Mudik Kental Dengan Ajaran Islam, Jaga Niat Mudik Untuk Silaturahim

Selain itu, kebahagiaan ketika berbuka kita sudah alami setiap hari selama bulan Ramadan. Dan begitu pula diakhir dari perjalanan shaum Ramadan kita berbahagia berbuka dengan di hari raya Lebaran IdulFitri.

“Dan satau lagi kebahagian yang akan kita raih yaitu kebahagiaan saat kita berjumpa dengan Allah Swt dengan membawa pahala atau ganjaran dari pelaksanaan ibadah shaum Ramadan yang penuh keberkahan,” ungkap Ustaz Jeje.

Ketua STAI Persatuan Islam Jakarta meminta ummat Islam di Indonesia menyikapi  informasi simpang siur yang terkadang membuat hati kita menjadi bimbang, bahkan gelisah.

Baca Juga: Volume Penumpang Meningkat Dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen, Daop 1 Jakarta Memasuki Masa Puncak Arus Mudik

“Salah satunya adalah simpang siur informasi tentang perbedaan penetapan hari raya IdulFitri,” tegasnya.

Menurutnya, ketahuilah dengan adanya perbedaan penetapan hari raya bukan karena pertentangan antar pengangut hisab dan rukyat. Bukan pula karena perselisihan, perbedaan hasil perhitungan antara satu lembaga hisab dengan lembaga hisab yang lain.

“Pertentangan hisab dan rukyat di Indonesia telah selesai dengan adanya penyatuan hisab dan rukyat dalam lembaga hisab dan rukyat Kementerian Agama RI. Dan kemudian melahirkan metode konfergensi yaitu metode imkanul rukyat sebagai metode perpaduan kombinasi antara metode hisab dan rukyat,” papar Ustaz Jeje.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Mudik

Ia menambahkan, perbedaan internal di metode hisab sendiri yaitu antara hisab wujudl hilal dan hisab imkanul rukyat. Bagi penganut hisab wujudul hilal keika telah terjadi konjungsi atau ijtima antara matahari dan bulan sebelum terbenamnya matahari atau waktu gurub, kemudian bulan sudah muncul diatas ufuk berapa derajat pun posisinya dan besarnya dapat dilihat ataupun tidak, maka dihukumkan sudah jatuh tanggal 1 pada bulan berikutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X