Jika ada penolakan pada aturannya, Purbaya memastikan akan menangkapnya dengan dugaan sebagai pelaku.
“Siapa yang nolak, saya tangkap duluan. Kalau yang pelaku thrifting nolak-nolak itu ya saya tangkap duluan, berarti dia pelakunya. Clear. Malah maju, malah untung karena dia ngaku pelaku impor ilegal, kan,” tuturnya.
Impor Balpres Ditutup, Purbaya Optimis Suplai Dalam Negeri
Pertanyaan yang lantas muncul jika impor balpres ditutup adalah suplai stok bagi pedagang yang sebelumnya menjual baju-baju tersebut.
Untuk suplai di pasar, Purbaya yakin akan membuka peluang dan diganti dengan industri lokal.
“Kalau itunya (impor balpres) mati, berarti nggak ada suplai? Suplainya dari barang-barang domestik harusnya nanti, biar industri domestik juga hidup lagi,” kata mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.
“Ya nanti dia beli pakaian-pakaian dari produksi dalam negeri. Masa kita legalkan yang ilegal sementara perusahaan dalam negeri mati? Kan sama juga untungnya yang didapat, mereka yang penting untungkan,” tambahnya.
Impor pakaian, kata Purbaya baru akan diizinkan jika melewati aturan resmi yang legal.
“Kalau saya pikir mereka harusnya dilarang, kecuali dia bisa legal melalui jalur tertentu. Tapi selama ini yang disebut balpres itu akan dilarang,” lanjutnya.
Dalam kesempatan lain, Purbaya sempat mengatakan bahwa menghentikan impor balpres dan mengisinya dengan produk lokal juga bisa menyumbang penciptaan lapangan kerja.
“Kita tujuannya menghidupkan UMKM yang legal yang juga bisa menciptakan tenaga kerja di penyerapan di produksi sini. Kita ingin hidupkan lagi produsen-produsen tekstil dalam negeri,” ujar Purbaya kepada wartawan di kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025 lalu.
***