berita

Dr. Latief Awaludin: Berdakwahlah dengan Lemah Lembut dan Sopan Santun, Bagaimana Al Qur an Telah Mengajarkan

Kamis, 13 Januari 2022 | 09:22 WIB
Ulama Muda Persatuan Islam Dr. Latief Awaludin - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Edisi.co.id, Bandung - Dakwah di zaman ini hendaknya kita benar-benar meluruskan niat agar berdakwah hanya kepada Allah dan benar-benar bersabar dalam berdakwah. Bersabar dalam menyampaikan dakwah dan bersabar dengan sikap manusia dalam menghadapi dakwah yang kita sampaikan

Islam telah mengajarkan cara berdakwah yang baik dan benar. Sehingga dakwah yang kita sampaikan diterima oleh umat.

Sosok Fir’aun di abadikan oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai manusia yang kejam dan dzolim, manusia yang mengaku dirinya sebagi tuhan dihadapan rakyatnya.

Baca Juga: Bangun Ekonomi Umat, PERSIS Undang Tokoh Ekonom Nasional Dalam Acara Dauroh Ekonomi

Siapakah kiranya yang lebih ingkar dan kafir dari seorang Fir'aun? Penguasa dzolim, penindas rakyat, bahkan mengaku dirinya Tuhan.

Namun, tetapi ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS dan Harun untuk  mendakwahinya, kedua Nabi ini malah disuruh untuk berlemah-lembut.

Allah memerintahkan berdakwah penuh dengan kelembutan, sopan santun, tentunya dengan Bahasa yang lemah lembut dengan tidak mengunakan bahsasa yang kasar.

Baca Juga: Jelang Muktamar X Hima PERSIS, Ketum PP PERSIS: Hima PERSIS Harus Jadi Corong Dakwah PERSIS di Kampus

Hal ini tertuang dalam Al Qur’an surat Toha ayat 43-44. Allah Swt berfirman: "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan dia ingat atau  takut." (QS Thaha [20]: 43-44).

Sekafir dan sedzolim apa pun orang yang didakwahi, tetaplah mengedepankan unsur kelembutan dan kasih sayang. Jika orang seperti Fir'aun saja, para nabi disuruh untuk berlemah lembut dalam berdakwah, apalagi untuk mendakwahi sesama Muslim. 

Baca Juga: Polisi Akan Tindak Tegas Pengendara Motor yang Nekat Melintas Flyover Pesing

Ada sebuah rowayat dalam tafsir al-Bagdhowi yang artinya seorang laki-laki membacakan ayat tadi dihadapa Yahya bin Muadz seorang ulama yang soleh di abad ke 3.

Ketiika Yahya bin Muadz mendengar ayat diatas maka sampaikan kepada Firaun dengan bahasa yang lemah lembut.

Maka Yahya bin Muadz langsung menangis. Dan ia berkata “inilah kelembutan Mu zat yang Maha lembut, padahal Engkau mengatakan kepada manusia yang sanagt dzolim yang mengatakan “Aku adalah Tuhan”.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB