“Nantinya akan ada lantunan ayat suci Al-Qur'an tak akan pernah berhenti dari anak anak calon hafiz,” tuturnya dengan nada rendah.
Dalam kesempatan ini Prof. Dadan yang juga Staf Ahli Menteri Sekretariat Negara menerangkan, disekolah ini materi tahfiz diberikan di kelas 7 atau kelas 1 SMP pada jam pertama dan kedua. Di kelas 8 pada jam ketiga dan keempat. Di kelas 9 pada jam kelima dan keenam. Dan pada jam ketujuh, semua kelas membaca al quran. Artinya, di sekolah itu, lantunan ayat ayat suci al quran tak pernah terputus di setiap hari dan di setiap detiknya.
Tujuannya, saya yakin anak anak yang hafiz quran, akan memiliki kepribadian qurani. Dan jika saya ditakdirkan wafat lebih cepat, lantunan ayat suci al quran yang setiap detik berkumandang di sekolah yang saya dirikan, menjadi wasilah yang melapangkan dan menerangi kegelapan di alam keabadian.
“Ia pun ingin menghadirkan sekolah Islam yang menyenangkan, guru yang dirindukan, dan pelajaran yang tidak membosankan,” ucapnya.
Sekolah PCI digital yang kami dedikasikan untuk generasi muslim milenial Qur'ani. Tempat lantunan ayat ayat suci Al-Quran terdengar di setiap detiknya, tempat dimana wahyu memandu ilmu.
“Kami yakin dan percaya, dari anak anak yang hafiz Qur'an, yang setiap harinya membaca Al-Qur’an, dididik di sekolah yang mengedepankan akhlaqul karimah, akan lahir generasi emas yang religius, unggul, cerdas, dan berakhlak mulia,” tergasnya.
Hadirnya Sekolah Islam sebagai lembaga pendidikan yang representatif, tempat menumbuhkan tunas tunas generasi muda muslim milenial yang tafaqquh fiddin.
"Semoga, dengan ditambah pengalaman Hj. Siti selama 30 tahun sebagai dosen UPI dan 10 tahun sebagai Ketua Program Studi, menjadikan SMP PCI dengan serangkaian agenda kegiatannya sangat berbeda dengan sekolah lain pada umumnya," pungkas Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas. M.Hum., mengakhiri wawancaranya.