Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Era Merdeka Belajar, Kondisi Covid 19, dan belajar hybrid dari daring dan luring selama pandemi covid-19 dua tahun ini, memaksa para pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mencari strategi dan formula yang tepat agar pendidikan tetap berkualitas.
Salah satu formula dan strategi yang tepat itu, terus dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Melalui penerapan kurikulum baru yang ramai didiskusikan, yakni Kurikulum Prototipe.
Pemerhati pendidikan yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Prof. Dr. Dadan Wildan, M. Hum, menyambut baik berbagai upaya yang digulirkan oleh Kemdikbudristek.
Baca Juga: Pemkot Bogor Angkat Dua CPNS Difabel Sah Jadi PNS
Baca Juga: Gali Potensi Siswa, SMP PCI Kerjasama dengan Edupotensia Foundation Gelar Psikotes
“Saya menyambut baik Kurikulum Prototipe yang akan diterapkan dan saya tidak menghakiminya ganti menteri, ganti kurikukum," ujar Prof. Dadan di kampus SMP Prima Cendekia Islami (PCI) yang asri itu, Rabu (27/1/2022).
Namun saya kira penting untuk memaknai, bahwa perubahan itu merupakan suatu keniscayaan. Gagasan merdeka belajar, merdeka mengajar, dan penerapan Kurikulum Prototipe, merupakan kebijakan yang harus kita yakini untuk peningkatan kualitas pendidikan.
Ia menilai, Kurikulum Prototipe itu merupakan hasil dari proses berkelanjutan dan pengalaman kita dalam dua tahun ini yang menerapkan praktik pembelajaran masa pandemi Covid-19 yang sering disebut kurikulum darurat sejak Agustus 2020.
Artikel Terkait
SMP PCI Gunakan Konsep Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar, Ini Penjelasan Prof. Dadan Wildan
Dadan Wildan, Profesor Paling Muda yang Kini 16 Tahun Bertahan Jadi Pejabat Tinggi Istana
Gali Potensi Siswa, SMP PCI Kerjasama dengan Edupotensia Foundation Gelar Psikotes
Pemkot Bogor Angkat Dua CPNS Difabel Sah Jadi PNS