Pasalnya pada tahun 2030 mendatang wilayah perkotaan Indonesia diperkirakaan akan mengalami kerugian materi sebesar 22 miliar akibat bencana banjir . Kemudian sepanjang tahun 2020—2021, terdapat 91 bencana banjir setiap bulannya di Indonesia jika dirata-ratakan .
“Jadi Kami atas pemerintah, mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang sudah. Bisa menyelenggarakan acara Apel Siap Siaga Pagi ini. Sudah ada kurang lebih 1.776 kejadian bencana Januari sampai 21 Juni, menandakan bahwa negara kita ini negara yang rawan bencana,” jelas Pangarso Suryotomo selaku Direktur Kesiapsiagaan BNPB.
“Kesempatan ini sangat baik dikala inisiatif Dompet Dhuafa untuk segera melakukan apel siap siaga pagi ini. Terutama bagaimana terjadi bencana di perkotaan. Sebagaimana kita tahu, bencana di perkotaan akan lebih sulit penangannnya daripada di non-perkotaan. Pertama masyarakatnya yang homogen. Kedua, lokasinya yang mungkin alat kita yang sudah disiapkan tidak bisa masuk ke lokasi. Ketiga, pemahaman masyarakat,”lanjutnya.
Baca Juga: Evakuasi Longsoran Selesai, KA Pangrango Bogor-Sukabumi Kembali Beroperasi
Banjir sebagai bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia merupakan momok yang menakutkan bagi masyarakat. Akibat banjir segala lini kehidupan masyarakat terdampak: siswa tidak bisa sekolah, orang tua sulit menafkahi keluarga, ancaman terpapar penyakit, sulitnya memenuhi kebutuhan pangan, hingga paling terburuk yakni kematian. Total kematian global kematian akibat bencana banjir pada tahun 2020 sebanyak 6.179 jiwa .
“Satu Nusa, Satu Bangsa, Sadar Bencana. Sadar dulu, melalui awareness and care, didik, advokasi, dan training semua kemudian baru peduli,” tutup Parni Hadi.