berita

Ketika Profesor Hukum Unpad, Atip Latifulhayat Beri Ceramah di Tenda Sekolah Alam SMP PCI

Selasa, 5 Juli 2022 | 07:49 WIB
Suasana kuliah umum

Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Biasanya, seorang guru besar menyampaikan materi ceramahnya di ruang representatif, auditorium kampus, atau gedung gedung lembaga pemerintah yang mewah.

Berbeda dengan profesor yang satu ini, mungkin sudah bosan ceramah keliling dunia di kampus kampus bergengsi, kali ini guru besar hukum Universitas Padjadjaran ini, memberi kuliah umumnya di tenda peleton, di tengah kebun teh, di kompleks Sekolah Alam dan Rumah Tahfiz SMP Prima Cendekia Islami, di desa Warnasari, Pangalengan Kabupaten Bandung.

Prof. KH. Atip Latifulhayat, SH., LLM, Ph. D., didaulat menjadi pembicara utama dalam diskusi off line Majelis Mubahatsah, Sabtu malam tanggal 2 Juli 2022.

Baca Juga: Apresiasi JNE Gelar Sentra Vaksinasi, Kapolres Jakarta Barat Imbau Masyarakat untuk Segera Vaksinasi Booster

Berjaket tebal karena udara pangalengan yang cukup dingin, Prof. Atip dengan gaya bicaranya yang khas, penuh kritik, namun argumentatif menyampaikan tausyiah tantangan, problematika, dan peta jalan dunia Islam hingga menyoroti aktivitas ormas Islam.

Sebagai aktivis pergerakan Islam sejak muda, berdiskusi dengan kader kader muda Islam, sangat disukainya. Prof. Atip tercatat pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Periode 1995-2000 serta Direktur LBH Persis; 2002 – 2008.

Sebagai aktivis, ia kenyang pengalaman dalam berorganisasi. Semasa mahasiswa, Prof. Atip adalah Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unpad; 1988-1989; lalu Wakil Sekretaris ICMI Orwil Jawa Barat; 1995-2000; pernah pula menjadi President Monash Indonesian Islamic Society, Monash University – Australia; 1998-1999; dan President Indonesian Moslem Community in Victoria, Australia; 2005-2006;

Baca Juga: Prof Atip Latifulhayat: Tradisi Pemikiran dan Intelektual Keislaman PERSIS Harus Dihadirkan Lebih Membumi

Karena dasarnya seorang aktivis dan ustad Persatuan Islam (PERSIS), selama bermukim hampir sepuluh tahun di Australia, Prof. Atip selain menekuni studinya sebagai calon doktor, juga tetap menjalankan tugas dakwahnya. Ia seringkali menjadi penceramah di komunitas muslim Indonesia di Melbourne.

Atip, adalah Sarjana Hukum, lulusan tahun 1990 dari Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. Lalu meraih gelar Master of Laws (LL.M.) pada tahun 2000 dari Faculty of Law, Monash University Melbourne-Australia. Dan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D), diraihnya tahun 2008 juga dari Faculty of Law, Monash University Melbourne – Australia.

Baca Juga: MUI : Perlu Kehati-hatian dalam Pengelolaan Dana Umat

Selain pendidikan formal, atip juga meraih Sertifikat dari International Ocean Institute (IOI), India, 1995; Sertifikat Hukum Telekomunikasi dari The Hague Academy of International Law, the Netherlands, 1998; dan Sertifikat Hukum Internasional dari The International Law Commission, The United Nations Office – Geneva, 2002. 

Bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran sejak 1993 hingga meraih jabatan fungsional Guru Besar, ia pernah menjadi Sekretaris Bagian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2000-2002.

Lalu Direktur Pusat Kajian Hukum Udara dan Ruang Angkasa---the Indonesian Centre for Air and Space Law---(ICASL), Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Juga Peneliti di Paguyuban Hak Asasi Manusia (PAHAM) Universitas Padjadjaran.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB