Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Halaman SMP Prima Cendekia Islami Baleendah ramai dipadati ratusan murid. Hal ini menandai dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2022/2023, Senin (18/7/2018) pagi.
Ketua Yayasan Prima Cendekia Islami Prof. Dadan Wildan mengatakan bahwa hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Baleendah, karena tahun ini memasuki tahun kedua, penerimaan siswa baru bagi sekolah yang baru berdiri setahun yang lalu, tepatnya tanggal 7 Juli 2021. Pelaksanaan MPLS Tahun ini di SMP PCI, diikuti 112 siswa baru.
“Kami tentu menyambut dengan suka cita kehadiran para siswa baru ini. Kami kemas acara penyambutan di hari pertama ini dengan meriah namun penuh makna,” ujar Prof. Dadan yang juga Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara ini.
Baca Juga: Kisah Sinetron Jadi Kisah Nyata! Warsini, Tukang Bubur Asal Balikpapan Naik Haji
Ia menerangkan, penyambutan siswa baru SMP Prima Cendekia Islami ditandai dengan diberikannya seuntai bunga kepada setiap murid. Kepala sekolah, para guru, dan kakak-kakak kelasnya, memberikan tanda mata sekuntum bunga sebagai tanda cinta dari sekolah.
“Hal ini Sebagai tanda cinta dan ucapan selamat datang,” ungkap Prof. Dadan.
Selain seuntai bungai, kami juga berikan Al-Quran mini, lengkap 30 juzz, untuk menumbuhkan kecintaan para siswa kepada Al-Qur'an, menanamkan pada setiap insan SMP PCI untuk menjadi generasi Qur'ani. Dan juga memberikan tumbler, untuk mengurangi penggunaan plastik, sebagai bentuk perduli lingkungan dari SMP PCI. Dan topi pelindung diri, dengan makna sekolah yang melindungi dan mengayomi.
Baca Juga: Setelah Selesai Puncak Ibadah Haji, Pemerintah Arab Saudi Kembali Buka Visa Umrah
“Tanda mata itu, mungkin tidak berharga, tetapi kami ingin memberi makna tanda cinta” tambah Prof. Dadan yang juga Komisaris Utama PTPN-1 ini.
Selaku Ketua Yayasan Prima Cendekia Islami sangat kami bersyukur, karena MPLS SMP PCI diikuti 112 siswa baru.
“Hampir tiga kali lipat dari tahun lalu yang hanya 31 orang,” jelasnya.
Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara juga mejelaskan, kami memang membatasi penerimaan jumlah siswa baru pada setiap angkatan.
“Minimal 100 siswa dan maksimal 125 siswa yang dibagi ke dalam lima kelas atau lima rombongan belajar. Satu kelas diisi antara 20 sampai dengan 25 siswa. Untuk tahun ini, satu kelas diisi 22 siswa. Tujuannya, agar pelaksanaan belajar mengajar bisa berjalan baik, jika jumlah siswa tidak terlalu banyak. Kageroh, dalam istilah orang sunda,” ujar Prof. Dadan.