berita

Prof. KH. Atip Latifulhayat, SH., LLM., Ph. D., Aktivis, Intelektual, dan Ulama

Kamis, 18 Agustus 2022 | 22:04 WIB
Prof. KH. Atip Latifulhayat, SH., LLM., Ph. D., ketika berbicara di Mahkamah konstitusi Jakarta beberapa waktu lalu - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Atip jugalah yang mengurus segala sesuatunya selama saya riset di Monash University. Mulai dari memperkenalkan dengan pembimbing saya, Prof. Stuart Owen Robson, ahli Filologi di Monash University, Prof. Merle Calvin Ricklefs Ahli Sejarah Moderen di Melbourne University, dan Prof. Arif Budiman yang menjadi dosen tamu di Melbourne University yg wafat beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Jalan Santai dan Layar Tancap Warnai Kemeriahan HUT RI Ke 77 Warga RT 03 RW 04, Sukatani,Tapos Kota Depok

Karena dasarnya seorang aktivis dan ustad Persis, selama bermukim hampir sepuluh tahun di Australia, Atip selain menekuni studinya sebagai calon doktor, juga tetap menjalankan tugas dakwahnya.

Ia seringkali menjadi penceramah di komunitas muslim Indonesia di Melbourne. Bahkan pernah terpilih menjadi President Monash Indonesian Islamic Society, Monash University – Australia periode 1998-1999 lalu menjadi President Indonesian Moslem Community in Victoria, Australia; 2005-2006. Inilah sahabat saya, urang tasik yang pernah dua kali menjadi presiden di Australia ... hehehe.

Tidak hanya itu, Atip pun terjadwal tetap sebagai khatib jumat di kantor Konsulat Jendral RI di kota Melbourne. Berkali kali saya mendampingi sang ustad untuk menjadi khatib jumat di Konjen RI.

Baca Juga: Satu Tahun Orari Lokal Kab Bandung Dijadikan Momen Untuk Kukuhkan Semangat Nasionalisme Melalui Amatir Radio

Dari rumah tinggal yang dekat kampus Monash University di kota kecil Clayton ke pusat kota Melbourne cukup jauh, sekitar satu jam perjalanan. Kami harus naik bus menuju stasiun kereta api terdekat, lalu dengan kereta api menuju kota Melbourne. Tiba di stasiun kereta, lanjut naik trem di dalam kota Melbourne menuju Konsulat Jenderal RI di Melbourne. Tentu saja, tampil menjadi khatib di Melbourne, tidak harus bersarung dan berpeci. Sang khatib ini, malah tampil trendy, pakai celana jeans... hahaha.

Bertahun tahun tinggal di Australia, saya melihat ghiroh keislaman dan kepersisannya, tidaklah hilang. Malah semakin kuat. Pengajian pengajian di kalangan mahasiswa indonesia beserta keluarganya, selalu dipimpin oleh Atip. Ia tampil sebagai intelektual sekaligus ustad.

3. Pendidikan dan Aktvitas Intelektual

Atip, adalah Sarjana Hukum, lulusan tahun 1990 dari Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. Lalu meraih gelar Master of Laws (LL.M.) pada tahun 2000 dari Faculty of Law, Monash University Melbourne-Australia. Dan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D), diraihnya tahun 2008 juga dari Faculty of Law, Monash University Melbourne – Australia.

Baca Juga: Peringati HUT Ke-77 RI, KAI Gelar Kereta Bersejarah Menyapa

Selain pendidikan formal, Atip juga meraih Sertifikat dari International Ocean Institute (IOI), India, 1995; Sertifikat Hukum Telekomunikasi dari The Hague Academy of International Law, the Netherlands, 1998; dan Sertifikat Hukum Internasional dari The International Law Commission, The United Nations Office – Geneva, 2002.

Bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran sejak 1993 hingga meraih jabatan fungsional Guru Besar. Pernah menjadi Sekretaris Bagian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2000-2002.

Lalu Direktur Pusat Kajian Hukum Udara dan Ruang Angkasa---the Indonesian Centre for Air and Space Law---(ICASL), Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Juga Peneliti di Paguyuban Hak Asasi Manusia (PAHAM) Universitas Padjadjaran.

Baca Juga: Raih Top Brand Award 2022, Dirut TIKI Yulina Hastuti Ucapkan Terima Kasih ke Pelanggan dan Karyawan

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB