berita

Meninggalnya Santri Gontor, Tak Menyurutkan Niat Masyarakat untuk Memasukkan Anak ke Pesantren

Jumat, 9 September 2022 | 09:41 WIB
Edi Sulaiman bersama Alfachriza Sulaiman Saputra dan Faturrahman Sulaiman Saputra santri Gontor 3 Darur Ma Rifat Kediri - Foto: dokumen pribadi



Edisi.co.id, Jakarta - Kasus santri meninggal di Pesantren Gontor diduga karena dianiaya mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya wali santri Pesantren Gontor 3 Darur Ma’rifat Kediri Edi Sulaiman ikut memberikan masukannya.                 

“Tentunya, saya sangat ikut prihatin dengan kejadian tersebut. Dan mengucapkan duka yang sangat mendalam,” kata Edi ketika ditemui edisi.co.id, Jumat (9/9/2022).

Edi yang kedua putranya mondok di Pesantren Gontor 3 Kediri serta mewakili masyarakat yang putra-putrinya mondok di Pesantren mengatakan, kejadian tersebut sangat diluar dugaan manusia dan diluar kontrol Pesantren.

Baca Juga: Frakis PKS Kota Depok Tolak Kenaikan Harga BBM

“Atau ada kekhilafan ketika santri melakukan hal tersebut,” menurut penilainnya.

Ayah dari Alfachriza Sulaiman Saputra kelas 8 dan Faturrahman Sulaiman Saputra kelas 9 Tsanawiyah berharap, semoga kejadian tersebut tidak menjadikan citra buruk bagi lembaga Pesantren.

“Sebab, permasalahan seperti itu bisa saja terjadi dilembaga pendidikan manapun. Kalau kita lihat pemberitaan tentang tawuran antar sekolah sampai mencederai bahkan sampai menelan korban jiwa juga” tegas Edi. 

Ia menambahakan, kejadian tersebut tidak menyurutkan niatnya agar kedua anaknya lulus dari Pesantren. Apalagai, karena kejadian tersebut sampai harus menarik kedua anaknya dari Pesantren dan memindahkan ke sekolah lain,” tegas Edi.

Baca Juga: Prihatin Kejadian Pesantren Gontor, Waketum PERSIS: Imbau Orang Tua Jangan Takut Masukan Anaknya ke Pesantren

Menurutnya, saat ini lembaga Pesantren sangat cocok mendidik kedua anaknya. Hal ini agar kedua anaknya mendapatkan ilmu agama yang lebih untuk bekal hidupnya kelak.

“Sistem pendidikan pondok Pesantren lebih baik dibandingkan dengan sekolah lainnya. Karena para santri terus mendapatkan pengawasan dari para pengajarnya selama 24 jam,” ucapnya.

Alasan lainnya, ia dan istrinya menyadari belum bisa memberikan pendidikan agama dan mengawasinya selama 24 jam. Oleh sebab itu kami masukan anak kami ke Pesantren.

Baca Juga: Kasus Santri Gontor, MUI: Kami Dukung Pemecatan Pelaku

Diungkapkan oleh Edi, saat ini kami pun sedang merancang untuk memasukan putri kami ketiga, yang saat ini masih duduk di kelas 6 SD. Agar setelah lulus nanti masuk juga ke Pesantren Gontor Putri. 

Terakhir, Edi pun berharap agar permasalahan ini cepat selesai dan kita percayakan kepada pihak yang berwajib untuk menyelesaikan kasus ini.             

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB