Edisi.co.id- Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita melantik Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2022-2027.
Kegiatan berlangsung di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi UPI, Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154 pada Jumat, 28 Oktober 2022.
Pada saat yang sama, turut dilangsungkan penandatangan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama antara IKA UPI dengan sejumlah mitra kolaborasi terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dan benefit bagi pemilik kartu tanda anggota IKA UPI yang diluncurkan pada hari yang sama.
Turut menyaksikan pelantikan antara lain Wakil Rektor UPI Bidang Keuangan Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia Adang Suherman, Sekretaris Majelis Wali Amanah (MWA) UPI, Ketua Senat Akademik, dan para dekan fakultas.
Selain itu, turut menyaksikan di antaranya anggota Komisi I DPR RI Sodik Mudjahid, Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Jawa Barat Ning Wahyu Astutik, Managing Director B Universe Apreyvita D Wulansari, Direktur Utama Intibios Persada Sejahtera Iman Pambagyo, dan sejumlah sesepuh alumni UPI, baik Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat maupun Dewan Pakar.
Dalam sambutannya, Enggartiasto menjelaskan bahwa kepengurusan IKA UPI masa bakti 2022-2027 berusaha membangun harmoni segenap potensi alumni, baik dari sisi latar belakang program studi dan fakultas, profesi alumni saat ini, pendidikan dan nonkependidikan, generasi antarangkatan, hingga aspek keterwakilan perempuan.
Enggar, sapaan Enggartiasto Lukita, mencontohkan posisi ketua umum dipegang angkatan 1970. Adapun sekretaris jenderal dan bendahara umum masing-masing angkatan 2000 dan 1992 dari fakultas berbeda.
“Kami betul-betul memperhatikan beberapa hal. Kita memiliki dua rumpun program studi, pendidikan dan nonkependidikan. Ada beberapa catatan bagi para alumni nonpendidikan yang terkesan belum terakomodasi pada periode yang lalu. Kini semua bersatu untuk bersama-sama membangun IKA UPI demi memberikan pelayanan kepada alumni dan almamater,” ungkap Enggar.
Enggar menyebut hampir setengah dari pengurus IKA UPI periode ini merupakan wajah baru.
Mereka berasal dari hasil penjaringan terbuka dan rekomendasi maupun masukan dari berbagai pihak, termasuk masukan dari almamater.
Secara keseluruhan, rata-rata usia pengurus lebih muda dari periode sebelumnya. Keterwakilan perempuan juga mengalami kenaikkan signifikan, baik di jajaran pimpinan harian maupun pengurus bidang.
“Kami mengupayakan betul untuk keterwakilan perempuan yang ternyata juga tidak mudah. Pengalaman saya di partai politik, cari caleg perempuan juga tidak mudah. Tapi kami di IKA UPI terus berusaha hingga mendekati 30 persen dari total pengurus,” ungkapnya seraya menambahkan pada hari itu Enggar menghadirkan dua sosok perempuan inspiratif.