Pada masa menuntut ilmu, tidak kurang dari 11 majelis taklim dengan 11 orang guru yang beliau datangi dalam rangka menuntut berbagai disiplin ilmu agama.
Setelah menjadi ulama, beliau pun mengajar tidak kurang di 30 majelis taklim sampai akhir hayatnya.
Dari pengajaran majelis taklimnya, terlahir ulama Betawi terkemuka, seperti Almarhum KH. Drs. Saifuddin Amsir, KH. Maulana Kamal Yusuf, KH. Abdurrahman Nawi, dan lain-lain, yang mereka pun juga meneruskan pengajaran di majelis-majelis taklim.
Baca Juga: Daun Jambu Biji Memiliki Khasiat yang Sangat Baik Untuk Kesehatan Tubuh
Keberhasilan majelis-majelis taklim di Betawi dalam mencetak ulama, menurut KH. Drs. Saifuddin Amsir ketika itu, disebabkan dua hal,
Pertama, tidak adanya batasan waktu, seperti SKS di perguruan tinggi, untuk menyelesaikan satu disiplin ilmu atau satu kitab
Kedua, anak didik atau murid mempunyai kebebasan waktu dan kesempatan untuk menanyakan dan menyelesaikan pelajaran yang tidak dia pahami kepada gurunya.
Ketiga, anak didik atau murid langsung dihadapkan dengan kasus-kasus yang terjadi di masyarakat.
Walhasil, dalam beberapa kesempatan telah teruji, bahwa lulusan majelis taklim memiliki pemahaman ilmu agama yang lebih mendalam daripada lulusan perguruan tinggi Islam.
Bahkan menurut beliau, tidak sedikit para sarjana bidang Islam yang bergelar doktor dan profesor menjadikan lulusan majelis taklim sebagai tempat untuk bertanya tentang masalah-masalah yang pelik di bidang ke-lslaman.
Apa yang disampaikan oleh KH. Saifuddin Amsir sangat beralasan, karena jika dilihat dari kitab-kitab yang dibahas dan diselesaikan di majelis taklim kitab tidak banyak dikupas, bahkan tidak pernah dibahas secara tuntas di perguruan tinggi Islam.
Kitab-kitab yang diajarkan majelis taklim-majelis taklim kitab di Jakarta, Betawi, adalah: Syarh Hidayah aI-Atqiya“ (kitab tasawuf), Syarh aI-Hikam (kitab tasawuf), Kifayah al-Atqiya“ (kitab tasawuf), Anwar Masalik (kitab tasawuf), Tanbih al-Mughtarn'n (kitab tasawuf), Minha] al“Abidin (kitab tasawuf), Tanbih al-Mughtan'in (kitab tasawuf), Sab'ah Kutub Mufidah (kitab fiqih).
Kemudian, Fath aI-Mu‘in (kitab fqih), Bidayah al-Mujtahid (kitab fiqih), Riyadhus Sholihin (kitab hadits), Tafsir Ibn Katsir (kitab tafsir), Shahih Bukhari (kitab hadits), Shohih Muslim (kitab hadits), Mughni al-Muhtaj (kitab fiqih), Minhaj (lt-Tholibin (kitab liqih), Al-Mahalli (kitab fiqih), Fath al-Qorib (kitab liqih).
Kitab lainnya adalah Tafsir an-Nasaji (kitab tafsir), Kifayatul Akhyar (kitab fiqih), Tarikh Muhammad (kitab sejarah), Fath al-Wahhab (kitab fiqih), Tafsir Munir (kitab tafsir), Tuhfah at-Thullab (kitab fiqih), Al-ltqon Fi “Ulum al-Qur‘an (ilmu alQur“an), Nail alAwthar (kitab hadits), dan lain-lain.