Edisi.co.id - Viral video rekaman Pendeta Saifuddin Ibrahim yang mengatakan berulangkali menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas. Pendeta Saifuddin dalam videonya menyinggung masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme, serta usulan menghapus 300 ayat Al-Qur’an.
“Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim,” tegas Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Thobib Al Asyhar di Jakarta, Rabu (16/3/2022).
Thobib yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Menteri Agama mengatakan, selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Gus Menteri dengan Pendeta Saifuddin. Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu terkait agenda pertemuan Menag dengan Pendeta Saifuddin.
Baca Juga: Kenapa Orang Makan Banyak Tapi Tetap Kurus?
“Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifuddin berulangkali dikatakan ke Menag,” tegasnya.
Thobib menyayangkan statemen Pendeta Saifuddin. Thobib menilai apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin terkait pesantren dan ayat Al-Quran itu salah. “Tidak pada tempatnya Pendeta Saifuddin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin,” jelasnya.
“Gus Menteri bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya,” sambungnya.
Baca Juga: Pemekaran Provinsi Papua, Pemerintah Lamban Korban Berjatuhan
Thobib juga menilai pernyataan Pendeta Saifuddin tentang ayat-ayat Al-Quran itu salah. Al-Quran adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.
Gus Menteri, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya. Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifuddin, mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan.
“Gus Menteri selama ini terus mengajak tokoh agama menjaga kerukunan,” terang Thobib.
Baca Juga: Kisah Mantan Tentara Amerika Ucapkan Dua Kalimat Syahadat di Belakang Truk Militer
Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Gus Menteri sedang terus berupaya meningkatkan kualitas kerukunan antarumat beragama, antara lain melalui program penguatan moderasi beragama. Statemen Pendeta Saifuddin tidak sejalan dengan program Gus Menteri dalam memimpin Kemenag.
“Saya melihat, apa yang dilakukan Pendeta Saifuddin justru dapat mengganggu kerukunan antarumat dan upaya menguatkan moderasi beragama,” tandasnya.
Artikel Terkait
Omicron Kian Tinggi, Menag Wanti-wanti Umat Khonghucu dan Tionghoa Rayakan Imlek dengan Sederhana
Menag: Daerah PPKM Level 2 Dapat Gelar PTM dengan 50% Siswa
MUI Apresiasi Edaran Menag Tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara
Soroti Ucapan Menag, PERSIS Minta Menteri Agama Berjiwa Besar dan Meminta Maaf Kepada Umat Islam
Ketua Komisi VIII Yandri Susanto Tegaskan Menag Tidak Bandingkan Azan Dengan Lainnya, Berhentilah Menggoreng
Menag akan Undang Paus dan Grand Syeikh Al Azhar, Begini Tanggapan BPIP