Wahabi dan Salafi Tak Cocok di Indonesia, Waketum PERSIS: Kontra Produktif Dengan Semangat Berbangsa

photo author
- Minggu, 24 April 2022 | 15:31 WIB
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Edisi.co.id, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) Dr. Jeje Zaenudin mengkritisi komentar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyatakan Wahabi dan salafi tidak cocok di Indonesia.

Sebelumnya diberitakan, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut paham wahabi dan salafi tidak cocok di Indonesia. Dia menyebut paham-paham itu hanya cocok di daerah asalnya.

"Dibangun dengan wahabi salafi, enggak cocok di kita (Indonesia)," kata Mahfud dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah “Menjaga Kedaulatan NKRI”, dikutip dari cnnindonesia.com, Kamis (21/4).

Baca Juga: Kembali Harumkan Nama Pesantren, Saista, Santri Pesantren PERSIS 110 Manbul Huda Raih Juara 1 Lomba MTQ

Mengenai penyebutan tersebut, Jeje menilai bahwa sampai saat ini tidak ada definisi dan batasan yang disepakati oleh yang pro maupun yang kontra tentang kempok paham tersebut.

“Apakah wahabi dan salafi itu merupakan mazhab atau aliran paham tersendiri, atau masih bagian dari paham dan mazhab ahlusunah?" Kata Jeje dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/4/2022). 

Ia menjelaskan tidak ada kelompok yang mengeklaim sebagai kelompok wahabi.

"Sehingga, lebih sering menjadi stigma negatif pada kelompok tertentu yang menganut paham atau mazhab yang berbeda, dari yang dianut mayoritas muslim Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga: Gali Potensi Kreativitas Santri, Pesantren PERSIS 110 Manbaul Huda Luncurkan Akun Youtube Santri MH Menyapa

Dirinya memberikan contoh, umpanya secara teologis menganut paham Ahlulhadits dan secara fikih lebih suka mengikuti mazhab Hambali.

Hal yang sama juga dengan kelompok salafi. Apakah ia merupakan paham dan mazhab tersendiri yang menyempal dari ahlusunah, atau paham ahlusunah dengan penekanan pada aspek tertentu yang berbeda dari mayoritas muslim yang lain.  

“Hanya mereka secara terbuka menyebut dirinya sebagai salafi, yang artinya pengikut paham Islam yang dianut generasi awal Islam,” ucap Jeje.

Baca Juga: Dampngi Presiden Jokowi di Pasar Bogor, Bima Arya Sampaikan Rencana Revitalisasi Pasar Bogor

Oleh sebab itu, Ia kritisi penyebutan kedua kelompok paham itu sebagai kelompok yang tidak cocok hidup di Indonesia secara general, tanpa penjelasan rinci aspek-aspek apa saja yang tidak cocoknya itu. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Sumber: Persis.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X