Jeje berpesan, justru yang harus kita lakukan adalah menekankan pentingnya pemahaman Islam yang wasathiyah dan kontekstual, dengan kebutuhan mengatasi problem kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi tanggungjawab bersama.
Baca Juga: Kemenhub Ajak Pemudik Sepeda Motor Beralih Naik Kapal Laut Gratis
Oleh sebab itu, narasi bahwa wahabi dan salafi tidak cocok di Indonesia malah kontraproduktif dengan semangat berbangsa dan bernegara yang dibangun di atas pluralitas.
"Kemudian juga masyarakat akan balik bertanya, apakah paham keagamaan yang jelas-jelas keluar dari ahlusunah wal jamaah seperti Ahmadiyah dan Syiah akan dianggap cocok untuk Indonesia, hingga harus dibiarkan dan diterima?" Pungkas Waketum Persatuan Islam Dr. Jeje Zaenudin.
Artikel Terkait
MN KAHMI Mengutuk Keras Tindakan Brutal Tentara Israel Terhadap Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa
Isi Ceramah di SMP PCI, Kapolsek Baleendah Sampaikan Bahaya Narkoba dan Bijak Menggunakan Media Sosial
Gali Potensi Kreativitas Santri, Pesantren PERSIS 110 Manbaul Huda Luncurkan Akun Youtube Santri MH Menyapa
Kembali Harumkan Nama Pesantren, Saista, Santri Pesantren PERSIS 110 Manbul Huda Raih Juara 1 Lomba MTQ