Sekretaris Majelis Penasehat PERSIS: Yuk! Kita Sambut Muktamar Dengan Riang, Jangan Tegang

- Rabu, 21 September 2022 | 06:31 WIB
Sekretaris Majelis Penasehat Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS), Prof. Dadan Wildan - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Sekretaris Majelis Penasehat Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS), Prof. Dadan Wildan - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Edisi.co.id, Jakarta - Berjamiyyah itu, berkumpulnya banyak ide, harapan, keinginan, bahkan kekecewaan. Hidup berjamiyyah, adalah hidup dalam kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama. Berjamiyyah juga harus seiring dan sejalan. Tidak bisa memaksakan keinginan satu pada yang lainnya.

Sekretaris Majelis Penasehat Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS), Prof. Dadan Wildan menjelaskan, 35 tahun lebih saya berada di Jamiyyah Persatuan Islam. Pasti ada kepuasan sekaligus juga kekecewaan. Itu sebuah keniscayaan. Saya menaruh hormat dan penghargaan kepada seluruh aktivis Persatuan Islam di berbagai tingkatan dari Pimpinan Cabang hingga Pimpinan Pusat. Mereka telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan biaya hanya untuk mencari ridho Allah. Menapaki jalan menuju kemaslahatan. Dengan harapan memiliki nilai ibadah.

"Tidak ada yang sempurna dalam berJamiyyah. Kadang kitu salah kieu salah," ungkapnya, Selasa (21/92022).

Baca Juga: PERSIS Kaltara Utamakan Anggota Dewan Hisbah KH. Aceng Zakaria dan Ulama Muda KH. Jeje Zaenudin Pimpin PERSIS

Ia pun memambahkan, teringat pesan ustad Shiddiq Amien, waktu saya mendampinginya sebagai Sekretaris Umum PP. Persatuan Islam tahun 2000-2005. Kapal bergerak itu, pasti menerjang gelombang. Kapal diam itu hanya bersandar di pelabuhan. Pilihan kita, menerjang gelombang atau bersandar di tepian.

"Kata beliau lagi, akan selalu ada orang yang menilai dari sudut pandang dan persepsinya. Kadang selalu saja kita dianggap salah. Tapi biarlah. Kita berjuang hanya berharap mardhatillah," papar Prof. Dadan

Diungkapkan Prof. Dadan, Muktamar Ke XVI Persatuan Islam (PERSIS), tanggal 24 sd 26 September 2022 di Soreang, diselenggarakan tepat di usia Persatuan Islam yang ke 99. Tentu kita semua berharap, Muktamar bukan sekedar seremonial. Tetapi lebih dari itu, untuk menghimpun gagasan dan rencana aksi organisasi yang tidak hanya membumi tetapi juga mendunia.

Baca Juga: Muktamar Amul Huzni untuk Para Syuhada Pandemi

"Hal lain yang sering menjadi sorotan adalah siapa figur Ketua Umum dan jajaran tasykil PP. Persatuan Islam lima tahun mendatang. Kader kader terbaik Persis cukup banyak. Tinggal pilih dari sekian jumlah anggota Persatuan Islam (PERSIS) yang terbaik. Yang mampu memajukan Jamiyyah. Tidak perlulah saling meninggikan atau merendahkan sesama anggota. Apalagi sesama ulama. Tidak ada manusia yamg sempurna," ucapnya.

Ia menegaskan, Era digital saat ini, justru yang penting kolaborasi yang saling melengkapi. Didasari oleh kesadaran bahwa berada pada pucuk pimpinan Jamiyyah itu, memikul tanggungjawab yang besar untuk memajukan Jamiyyah.

"Kita sadari, Muktamar itu bagian dari aktivitas Jamiyyah (organisasi - red). Muktamar digelar atas dasar persetujuan para pimpinan dan anggota Jamiyyah. Berbeda pendapat dalam Jamiyyah, itu hal yang lumrah. Asal tidak menjadi dendam dan perpecahan. Kuncinya, sebagai anggota Persatuan Islam, kita harus taat kepada keputusan Jamiyyah. Taat pula pada keputusan Muktamar. Meskipun, mungkin tidak sesuai dengan harapan kita," pungkasnya.

Baca Juga: Di Muktamar XVI, PERSIS Sumut Jatuhkan Pilihannya Pada Dr. Jeje Zaenudin Jadi Ketua Umum

Terakhir, Prof. Dadan membuat syair, Yu kita sambut Muktamar dengan riang. Yu kita kukuhkan persatuan. Yu kita kolaborasi untuk saling melengkapi. Tunjukkan kita organisasi yang rukun dan bersatu dibawah naungan Al-Qur'an dan As-sunnah.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kemenkes Sediakan 2.500 Beasiswa Kedokteran

Jumat, 31 Maret 2023 | 13:45 WIB

Polda Metro Jaya Terima Penghargaan dari MURI

Jumat, 31 Maret 2023 | 10:10 WIB
X