Wenny Haryanto dan BKKBN Berikan Tips Percepatan Penurunan Stunting Kepada Warga Mruyung Kecamatan Limo Depok

photo author
- Senin, 5 Desember 2022 | 23:20 WIB
Wenny Haryanto dan BKKBN saat Berikan Tips Percepatan Penurunan Stunting kepada Warga Mruyung Kecamatan Limo Kota Depok (Rohmat_Edisi.co.id)
Wenny Haryanto dan BKKBN saat Berikan Tips Percepatan Penurunan Stunting kepada Warga Mruyung Kecamatan Limo Kota Depok (Rohmat_Edisi.co.id)

Edisi.co.id-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  bersama Mitra dari Komisi IX DPR RI melakukan kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2022.

Acara tersebut berlangsung di GOR H. Udin, Jl. Masjid Jami’ Al Mujahidin, Kelurahan Mruyung Kecamatan Limo, Kota Depok, Senin, 5 Desember 2022

Tampak hadir dalam acara itu anggota Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH. Ketua BKKBN Jawa Barat, Drs. Wahidin, M. Kes, perwakilan dari BKKBN Pusat, Kepala Dinas DP3AP2KB Depok, Nessi, Tokoh Masyarakat, Ketua RT dan Rw serta Masyarakat setempat yang terdiri dari Ibu-ibu Kader KB, Kader PKK, Kader Posyandu, Kader Posbindu.

Baca Juga: Polri Berhasil Ungkap Perusahaan Pinjol Ilegal di Manado

Dalam sambutannya anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto menjelaskan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2045.

Bonus demografi itu sendiri adalah suatu kondisi di mana mayoritas penduduknya berada dalam usia produktif mulai umur 15 tahun sampai 64 tahun.

Namun sayangnya bonus demografi ini bisa terhambat karena tingginya angka stunting di Indonesia yang pada tahun 2021 lalu ini sekitar 24,4%.

Wenny melanjutkan Kondisi seperti ini mengakibatkan Presiden Jokowi meminta kepada BKKBN untuk menjadi leader secara nasional dalam pencegahan dan penurunan stunting tahun 2024 nanti menjadi 14%.

“Presiden Joko Widodo telah menetapkan Indonesia harus bisa menekan stunting menjadi 14 persen. Pada 2021, posisinya masih 24,4 persen secara nasional. Ini berarti satu dari empat anak Indonesia tercatat stunting,” jelas Wenny.

Lebih jauh Wenny menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Nah, percepatan penurunan stunting merupakan upaya intervensi yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa.

"Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yaitu mulai pada 1000 hari pertama," ujar Wenny Haryanto.

Tak lupa Wenny Haryanto memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok karena angka stunting Kota Depok merupakan yang terendah se-jawa Barat dengan nilai 12,3%.

"Meski demikian DP3AP2KB Depok jangan lengah dan tetap harus berusaha menurunkan stunting sampai 0 persen," harap Wenny Haryanto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X