Edisi.co.id - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Budiharto Setyawan mengatakan angka kemiskinan DIY tertinggi di Indonesia.
Salah satunya disebabkan karena pola konsumsi masyarakatnya cenderung sederhana.
"Pola konsumsi masyarakat DIY cenderung unik, yang relatif berbeda dibandingkan daerah lain. Mayoritas masyarakat DIY memiliki budaya yang kuat dalam menabung dibandingkan dengan konsumsi," kata Budiharto.
Baca Juga: Seorang Guru Honorer Cuman Di Gaji Rp500.000 per-bulan?
Meski mayoritas masyarakat telah memiliki pekerjaan, secara statistik kemiskinan DIY dianggap masih tinggi yang mencapai 11,49 persen atau menduduki peringkat ke-12 provinsi dengan kemiskinan tertinggi di Indonesia.
Selain disebabkan pola konsumsi masyarakat DIY yang cenderung sederhana, menurut dia, metode pengukuran statistik belum sepenuhnya dapat menggambarkan keseimbangan kemampuan berbelanja masyarakat DIY yang sebenarnya.
Budiharto menyebut tingkat simpanan masyarakat DIY di bank selalu lebih tinggi dibandingkan tingkat kredit.
Baca Juga: Inilah Rekomendasi Game Multiplayer Terbaik
Secara rata-rata, menurut dia, rasio kredit dibandingkan dengan simpanan rumah tangga di DIY dalam 10 tahun terakhir berkisar 66,78 persen yang berarti masih rendah apabila dibandingkan dengan rasio ideal 80-90 persen.
Kondisi tersebut, kata dia, terus menjadi problem secara statistik karena penduduk dikategorikan miskin apabila rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Artikel Terkait
BMKG Melaporkan, Gempa Magnitudo di Kota Jayapura
Cuaca Saat Weekend Imlek 2023
Samsung Kembali Rilis Ponsel Baru Untuk Kelas Menengah di Indonesia
Inilah Rekomendasi Game Multiplayer Terbaik
Seorang Guru Honorer Cuman Di Gaji Rp500.000 per-bulan?