Edisi.co.id - Segala fasilitas mewah yang ditawarkan selalu ditolaknya dengan tegas.
Suatu hari di tahun 1994. Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal Edi Sudradjat berangkat ke Surabaya.
Kunjungan itu dilaksanakan dalam rangka mewisuda para lulusan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
Sehari sebelum wisuda, Edi menyempatkan diri datang ke Kodam Brawijaya.
Baca Juga: Predator Seksual Ini Berjenis Kelamin Laki-Laki Dengan Korban Anak-Anak
Itu merupakan suatu kewajaran karena salah satu tanggungjawab panglima kodam adalah sebagai pelaksana tugas Departemen Pertahanan di tingkat provinsi.
Kedatangan Edi disambut dengan baik oleh Pangdam Brawijaya Mayor Jenderal Haris Sudarno.
Pada kesempatan itu, Haris malah sempat memberikan laporan mengenai kemajuan kodam-nya melaksanakan tugas dari Departemen Pertahanan.
Setelah pertemuan berlangsung tiga jam, Edi lantas pulang ke hotel.
Baca Juga: Viral! Terduga Teroris Yang di Tangkap di Kediamannya
Alangkah terkejutnya tiba-tiba mendapat telepon dari Letnan Kolonel Jatnika, ajudan Edi.
Kata Jatnika, atasannya menolak untuk tidur di kamar hotel yang sudah dipesankan oleh pihak Kodam Brawijaya.
"Maaf Panglima, Pak Edi tidak mau menginap di kamar itu. Beliau meminta untuk pindah ke kamar biasa saja," ujar sang ajudan.
Haris tentu saja bingung dengan permintaan itu.
Memang, begitu mendarat di Bandara Juanda, semua barang bawaan Edi Sudradjat dan istri (Lulu Lugiyati) sudah diantar staf Kodam Brawijaya ke Hotel Aryaduta satu-satunya hotel bintang lima yang ada di Surabaya saat itu.
Artikel Terkait
Berikut Ini Adalah Rekomendasi Hotel Kawasan Pecinan
Viral! Terduga Teroris Yang di Tangkap di Kediamannya
Predator Seksual Ini Berjenis Kelamin Laki-Laki Dengan Korban Anak-Anak