Edisi.co.id – Pola asuh orang tua terhadap anak (Parenting) menjadi bagian penting dalam pencehahan stunting di DKI Jakarta. Parenting perlu dipahami para orang tua jauh sebelum diberkahi buah hati.
Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menitip pesan kepada orang tua untuk memiliki pendidikan merawat anak. Pendidikan itu menjadi bekal penting agar anak terlahir dan tumbuh sesuai standar yang ditetapkan World Health Organitation (WHO).
“Saya menitip pesan kepada ibu-bapak harus punya pendidikan merawat anak. Menjaga kesehatan anak. Suami harus tahu tata cara mendampingi istri saat hamil,” kata Heru Budi Hartono saat meninjau kondisi anak pengidap stunting, di Rumah Anak Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Triputra Persada Hijau, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (31/1).
Provinsi DKI Jakarta tak hanya fokus pada penanganan saat terjadi kasus stunting, namun jauh sebelum itu, dijelaskannya intervensi terhadap ibu hamil pun diupayakan dengan pemantauan, edukasi, hingga pemberian vitamin tambahan.
Baca Juga: HUT ke 50, KPLP Beri Penghargaan kepada Personil dan Stakeholder
Program kesejahteraan sosial mulai dari Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Lansia (KJL), Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ), bahkan JakWifi tak pernah absen diterima masyarakat sesuai haknya.
“Pemprov (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) konsisten dalam menangani stunting. Seperti ini contohnya, jajaran Kelurahan Semper Barat yang setiap Selasa memberikan makanan tambahan yang merupakan intervensi dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Puskesmas Kelurahan Semper Barat II, dr. Lesti Harni mengungkapkan petugas sudah mulai melakukan pemantauan dan edukasi terhadap kesehatan calon ibu sejak usianya menginjak remaja. Hal itu lebih diintensifkan semasa pra nikah dengan kewajiban mengikuti program sertifikasi Pemeriksaan Calon Penganten (Caten) hingga seribu hari masa kehamilan.
“Faktor determinan timbulnya kasus stunting banyak, bukan hanya faktor ekonomi, tapi juga pengetahuan keluarga, kesehatan dan asupan makanan ibu, bahkan kesehatan lingkungan, saluran air bersih dan jamban yang bersih menjadi faktornya,” ungkapnya.
Baca Juga: BDKT Milik Sukmajaya Diuji Label dan Isi Oleh UPTD Metrologi Legal Depok
Sementara itu, Warga RW 3 Kelurahan Semper Barat, Marlina (28) mengungkapkan begitu berartinya pengetahuan parenting yang ia dapatkan dari petugas Puskesmas Kelurahan Semper Barat II dan internet.
Bukan hanya edukasi, pemantauan kesehatan hingga PMT untuk ketiga anaknya tak pernah absen didapatkan setiap berkunjung ke Posyandu.
“Saya rutin ke Posyandu sebulan sekali. Dari sini saya mendapatkan pengetahuan tentang parenting, kesehatan anak juga benar-benar dipantau dan diberikan makanan tambahan yang bergizi,” tutup Marlina.
Artikel Terkait
PKM Jampang dan Balai Penyuluhan KB BKKBN Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Koordinasi penurunan Stunting
RS AU M. Hassan Toto Atang Senjaya Siap Berkolaborasi Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Cegah Stunting,Dinkes Bimbingan Gizi Pada Remaja
Pemprov DKI Jakarta Lakukan Profiling Data Risiko Stunting untuk Penanganan Gizi Buruk
Angka Stunting di Tangsel Turun Drastis, Benyamin: Berkat Kerja Keras Semua Pihak
Kasus Stunting di Kabupaten Tangerang Turun dari 16.100 Jadi 9.200 Kasus
Melalui Stunting Warior, Genre Depok Ajak Remaja Ikut Mandiri Dalam Menjaga Kesehatan dengan Mengonsumsi TTD