Edisi.co.id – Pasar properti Jakarta diprediksi akan mengalami periode pertumbuhan stabil, didorong oleh fondasi ekonomi yang tangguh dan pergeseran prioritas penyewa.
Menurut Market Outlook terkini CBRE Indonesia, pasokan baru yang terbatas di segmen primer akan mendukung stabilitas sewa, sementara ekspansi ritel berpengalaman dan berbasis logistik muncul sebagai pendorong pertumbuhan utama.
Angela Wibawa, Managing Director - Advisory Services Indonesia, mengatakan pada saat media briefing perdana CBRE Indonesia pada 18 November 2025, “Pasar properti Jakarta memasuki fase pertumbuhan berkelanjutan.
Baca Juga: Luruskan Hoax soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara
Pasokan baru yang terbatas di segmen primer akan mendukung stabilitas okupansi dan sewa, sementara perluasan ritel berbasis logistik tetap menjadi pendorong utama.”
Ia kemudian menambahkan bahwa CBRE berkomitmen untuk memperluas kehadirannya di pasar Indonesia, yang sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang, dengan tujuan mendukung klien lokal dan internasional dalam menavigasi pasar properti yang dinamis ini.
Konsultan properti global terkemuka ini baru saja meluncurkan bisnis Advisory-nya di Indonesia pada Agustus lalu.
Membuka presentasinya, Anton Sitorus, Head of Research & Consultancy, mengatakan bahwa Indonesia telah mempertahankan laju pertumbuhan yang mengesankan, dengan rata-rata sekitar 5% per tahun dalam lima tahun terakhir.
Momentum ini diperkirakan akan berlanjut, dengan proyeksi menunjukkan pertumbuhan serupa hingga 2027. Target ambisius pemerintah sebesar 6–8% pada 2029 mencerminkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang negara ini.
Stabilitas ini lebih dari sekadar angka ini adalah landasan di mana keputusan properti dibuat, mulai dari ekspansi multinasional hingga investasi lokal, kata Anton.
Sektor perkantoran mencerminkan transformasi, kata Judy Sinurat, Co-Head of Office Services. Era di mana ukuran besar menjadi daya tarik utama telah berlalu.
Saat ini, perusahaan mengejar kualitas, keberlanjutan, dan fleksibilitas. Menara berlabel hijau dengan fasilitas canggih sangat diminati, karena penyewa mencari ruang yang mencerminkan nilai merek mereka dan mendukung kesejahteraan karyawan,
tambahnya.
Angka-angka berbicara banyak. Albert Dwiyanto, Co-Head of Office Services, mengatakan bahwa CBD Jakarta memiliki stok 7,1 juta meter persegi, dengan tingkat okupansi 75% dan sewa rata-rata sekitar IDR
170.000 per meter persegi per bulan. Namun, pasokan baru sangat terbatas—hanya 188.000 meter persegi CBRE Press Release yang diharapkan hingga 2028.
Kekurangan pasokan ini sudah mulai mendorong kenaikan sewa, terutama di gedung-gedung premium, dan memperkuat tren “flight-to-quality”.
Ivana Susilo, Head of Industrial & Logistics Services, mengatakan bahwa di luar pusat kota, narasi industri juga sama menariknya.
Artikel Terkait
Juara Pengelola dan Terbaik Antar PKBM Se-Kota Depok, PKBM Primago Rayakan Kemenangan
Ikatan Pemuda Tegal Bersatu Puji Langkah Sufmi Dasco Dalam Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara
Sejumlah Pihak Dimintai Keterangan KPK Terkait Pengadaan Lahan Proyek Whoosh: Sudah Cukup Banyak yang Dipanggil
Alasan UGM Sembunyikan Isi Dokumen Tanda Terima Terkait Ijazah Jokowi, Singgung soal Alat Bukti dan Kewenangan Aparat
JATAM Beberkan Bisnis Tambang Gubernur Sherly Tjoanda, ada Pola Keterkaitan