Seiring dengan perubahan kebiasaan konsumen akibat e-commerce dan posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik, permintaan akan lahan industri dan fasilitas logistik modern terus meningkat.
Hal ini tercermin dalam tingkat okupansi yang tinggi di kawasan industri dan pusat logistik utama di wilayah tersebut.
Akibatnya, harga lahan industri serta sewa logistik tetap stabil, namun tekanan semakin meningkat karena pasokan kesulitan mengikuti permintaan.
Sementara itu, Anton mengatakan bahwa mal-mal di Jakarta sedang berkembang melampaui peran tradisionalnya untuk menjadi destinasi gaya hidup yang dinamis.
Penekanan yang semakin besar pada retailtainment mengubah pengalaman konsumen, dengan menggabungkan belanja secara mulus dengan unsur-unsur budaya, hiburan, dan sosial.
Mal-mal terkemuka menampilkan konsep pop-up yang dikurasi dan zona gaya hidup khusus yang dirancang untuk melibatkan pengunjung dan mendorong mereka untuk tinggal lebih lama.
Mal-mal premium terus memimpin dalam metrik kinerja, memanfaatkan portofolio merek yang kuat dan posisi premium, sementara mal-mal kelas menengah sedang me-reinvent diri melalui aktivasi dan acara yang beresonansi dengan audiens yang didorong oleh media sosial saat ini.
Selain itu, Angela juga menyebutkan bahwa transformasi digital dan adopsi cloud sedang mempercepat di Asia Tenggara, menempatkan Indonesia sebagai pasar pertumbuhan kunci untuk pusat data.
Negara ini kini menempati peringkat kedua di kawasan untuk kapasitas pipa, dengan pasokan diperkirakan akan berkembang sekitar 40% dalam waktu dekat.
Tren ini menyoroti pentingnya strategis lahan industri dan infrastruktur listrik dalam mendukung ekonomi digital, kata Angela mengakhiri.****