Edisi.co.id - Netflix, penyedia layanan streaming media digital, sedang menghadapi banyak kritikan atas produksi serial dokumenter mereka yang berjudul Queen Cleopatra.
Serial ini menjadi kontroversial karena Cleopatra, yang diperankan oleh Adele James, seorang perempuan berkulit hitam.
Trailer untuk serial ini dirilis pada tanggal 12 April, di mana Jada Pinkett Smith menjadi produser eksekutif.
Namun, keputusan untuk memilih aktris berkulit hitam dalam peran utama menuai banyak kritikan.
Netflix memberikan penjelasan bahwa Cleopatra merupakan seorang ratu pemberani yang kecantikannya dan kisah romansanya kerap menutupi aset utama dalam dirinya, yakni kecerdasannya.
Mereka berharap serial ini dapat menilai kembali bagian menarik dari kisahnya yang sering diabaikan oleh Hollywood.
Namun, keputusan Netflix tersebut menuai banyak kritik dari pengguna Twitter. Banyak dari mereka yang mempertanyakan mengapa Cleopatra digambarkan sebagai perempuan berkulit hitam.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Buka Kolaborasi Bangun 60 Kawasan Masyarakat Berdaya
Bahkan Greek City Times menyebut dokumenter Queen Cleopatra di Netflix sebagai problematik karena mempromosikan Afrocentrism, sebuah ideologi untuk mendukung orang Afrika-Amerika.
Hal ini dinilai berbahaya karena mengklaim firaun dan orang Mesir kuno sepenuhnya berkulit hitam.
Padahal, orang Mesir memiliki keragaman dengan jejak DNA yang sebagian besar adalah etnis Mesir dan orang Arab.
Cleopatra sendiri merupakan seorang Makedonia Yunani yang merupakan ratu terakhir dari dinasti Ptolemeus di Mesir.
Sebuah petisi online bahkan telah muncul untuk membatalkan serial dokumenter tersebut.
Petisi ini telah mengumpulkan lebih dari 60 ribu tanda tangan dan dibuat oleh orang Mesir yang merasa sejarah Mesir dalam Queen Cleopatra disajikan dengan salah.