Edisi.co.id - Tren makan sushi kini semakin praktis dan menyenangkan. Salah satu inovasi yang mencuri perhatian adalah kehadiran conveyor belt atau sabuk berjalan di restoran sushi.
Dengan teknologi ini, pelanggan dapat langsung mengambil sushi yang lewat di hadapan mereka tanpa harus menunggu pelayan.
Ketika memasuki restoran sushi, biasanya pelanggan akan menemukan dua pilihan area makan. Ada area meja dan kursi seperti restoran pada umumnya, serta area khusus yang langsung menghadap ke conveyor belt yang membawa berbagai jenis sushi segar.
Hampir semua restoran sushi modern kini menghadirkan konsep ini. Beberapa bahkan, memodifikasinya dengan kereta mini yang dapat langsung mengantarkan pesanan ke meja tertentu, sehingga semakin memudahkan pengalaman bersantap.
Namun, siapa sangka, di balik tren global ini ada sosok chef asal Jepang yang pertama kali mencetuskan ide tersebut pada tahun 1958. Ia adalah Yoshiaki Shiraishi, seorang chef sekaligus inovator di dunia kuliner Jepang. Konsep yang ia perkenalkan dikenal dengan nama Kaiten-zushi.
"Dalam bahasa Jepang, "kaiten" berarti berputar atau berotasi. Artinya, sushi disajikan dalam jalur yang berputar mengelilingi area makan sehingga setiap pelanggan dapat mengambil menu yang mereka inginkan tanpa harus menunggu," demikian keterangan Food Republic yang dikutip pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Gagasan ini berawal dari permasalahan yang dihadapi Shiraishi. Ia kesulitan mempekerjakan cukup banyak pelayan di restorannya. Untuk mengatasinya, ia mencari cara agar pelanggan bisa melayani diri sendiri sekaligus menghemat tenaga kerja.
Dilansir dari Seattle Fish pada Rabu, 6 Agustus 2025, inspirasi datang saat Shiraishi berkunjung ke pabrik bir Asahi. Di sana ia melihat botol-botol bir yang didistribusikan ke berbagai area menggunakan jalur rel berjalan. Ide itu kemudian ia terapkan pada restorannya dan menciptakan terobosan baru dalam penyajian sushi.
Restoran sushi dengan conveyor belt pertama miliknya diberi nama Mawaru Genroku Sushi yang berdiri di Osaka pada 1958. Desainnya pun berbeda dari restoran sushi biasa, dengan jalur stainless steel yang unik dan tempat duduk berbentuk pelana kuda.
"Popularitas inovasi ini semakin melejit ketika Shiraishi memperkenalkannya pada Osaka World Expo tahun 1970. Pengunjung internasional terpesona dengan konsep praktis tersebut dan mulai mengadaptasinya di berbagai negara," tulis Seattle Fish dalam keterangannya.
Kesuksesan itu disebut membawa Shiraishi membuka hingga 240 cabang restoran di seluruh Jepang. Menariknya, ia tidak keberatan jika ide ini diadopsi restoran lain, sehingga semakin banyak yang menerapkan konsep serupa.
Kendati Yoshiaki Shiraishi telah meninggal pada 2001, idenya tidak ikut padam. Hingga kini, konsep sushi conveyor belt menjadi standar di banyak restoran sushi di seluruh dunia dan terus dikembangkan dengan teknologi terbaru.***
Artikel Terkait
Kompor Induksi Harga Premium vs Ekonomis, Menimbang Fitur dan Kebutuhan Sebelum Membeli
Battle Kuteks Under Rp10.000, Mana Paling Oke?
Bikin Ruangan Harum dan Nyaman, Sebaiknya Pilih Reed Diffuser atau Mist Diffuser?
Berbagi Pengalaman, Raffi Ahmad Bagikan Tips Merintis Usaha: Harus Siap Capek dan Mulai dari Bawah
Daftar Harga Motor Adventure Touring Paling Populer di Indonesia Periode Agustus 2025, Termurah Rp 33 Jutaan