Edisi.co.id - Di tengah hamparan perbukitan hijau Bandung yang memeluk langit biru, lahir sebuah narasi perjuangan yang tak biasa. Bukan dari gedung pencakar langit atau startup digital, melainkan dari tanah merah yang subur tempat Kang Eman, seorang petani kopi sederhana, menulis sejarahnya sendiri.
Nama Kang Eman Sudarman kini bukan hanya dikenal di kalangan petani kopi lokal, tapi juga di kalangan penikmat kopi urban dari Jakarta hingga Bali. Ia adalah sosok di balik merek "Kopi Jang Eman", sebuah label yang lahir dari tekad, keringat, dan keyakinan bahwa kopi petani lokal bisa bersaing bahkan melampaui standar pasar global.
Dari Tengkulak ke Brand Sendiri
Dulu, seperti kebanyakan petani kopi di daerahnya, Kang Eman terjebak dalam sistem jual-beli tradisional. Hasil panennya dihargai murah oleh tengkulak, dan ia hanya bisa pasrah. Namun, semangat pantang menyerahnya tak pernah padam.
“Saya ingin menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi, yang bisa dibanggakan oleh petani kopi Bandung,” ujarnya kepada edisi, mata berbinar penuh keyakinan.
Ia pun mulai belajar. Tanpa latar belakang formal di industri kopi, Kang Eman menggali ilmu dari buku, video, hingga komunitas pecinta kopi. Ia mempelajari setiap tahap: dari pemetikan biji matang sempurna, penjemuran alami, fermentasi terkontrol, hingga roasting dengan teknik presisi.
Baca Juga: Mewujudkan Pemerataan Pendidikan: Strategi Revitalisasi dan Digitalisasi Pembelajaran di Kawasan 3T
Modal Seadanya, Hasil Luar Biasa
Dengan peralatan seadanya kompor kecil, wajan, dan alat giling manual Jang Eman bereksperimen hingga menemukan profil rasa khas yang menjadi ciri khas Kopi Jang Eman: harmonis, fruity, dengan aftertaste yang lembut dan bersih.
Respons pasar tak lama datang. Kopi buatannya mulai diminati di kedai-kedai lokal Bandung, lalu menyebar ke Jawa Tengah, Yogyakarta, bahkan Bali. Kini, ia telah memiliki fasilitas pengolahan semi-modern di desanya, lengkap dengan mesin roasting dan packaging yang menjaga kualitas hingga ke tangan konsumen.
Kualitas dari Hulu ke Hilir
Yang membedakan Kopi Jang Eman bukan hanya rasanya, tapi komitmen terhadap kualitas dari hulu ke hilir. Semua biji kopi dipilih langsung dari kebunnya sendiri, diproses dengan standar ketat, dan dikemas dalam varian yang disesuaikan dengan selera pasar mulai dari single origin Arabica hingga blend khas Bandung.
“Saya selalu memastikan setiap cangkir Kopi Jang Eman mewakili dedikasi, kerja keras, dan cinta terhadap tanah kelahiran,” kata Jang Eman.
Ia juga tak pelit ilmu. Melalui pelatihan informal, Jang Eman membimbing petani muda di sekitarnya agar tak hanya menanam, tapi juga memahami nilai tambah dari setiap butir biji kopi yang mereka hasilkan.