Mayoritas adalah WNI yang menikah dengan warga negara Lebanon dan ini belum ingin dievakuasi," tandasnya.
Konflik yang pecah antara Israel dan Lebanon itu membuat kementerian luar negeri bergerak cepat menyelamatkan para WNI, terkhusus dari pusat Kota Beirut yang hancur karena serangan udara Israel.
Serangan Udara Israel ke Pusat Kota Beirut, Lebanon
Dikutip dari Independent UK, laporan terbaru mengungkap serangan udara Israel ke pusat Kota beirut telah menewaskan 22 orang akibat dua serangan udara Israel.
"Setidaknya 22 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka ketika Israel melancarkan serangan udara baru di pusat Kota Beirut," kata Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon, pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Pihak Kemenkes Lebanon menjelaskan, serangan pertama menargetkan blok apartemen delapan lantai di wilayah Ras al-Naba.
Para saksi mengaku mendengar ledakan berulang-ulang di dalam gedung apartemen itu yang terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Kemudian, serangan kedua ada di wilayah Burj Abi Haidar, yang dilaporkan telah meruntuhkan seluruh bangunan dan terlihat dilalap oleh api akibat serangan udara pada hari yang sama.
Menindaklanjuti hal itu, PBB menuduh Israel dengan sengaja menembaki posisi gedung agar dapat menipu menara pengawas udara di Lebanon Selatan.
Terbunuhnya Komandan Hizbullah
Dalam kasus lain, pihak Militer Pertahanan Israel (IDF) juga mengklaim di laman resmi media sosial X @IDF, telah membunuh seorang komandan Hizbullah, Araeb el Shoga.
"Pada Jumat pagi telah membunuh Araeb el Shoga, seorang komandan di unit rudal anti-tank
Pasukan Radwan Hizbullah," tulis IDF dalam cuitan X @IDF, pada Jumat, 11 Oktober 2024.
IDF menuturkan komandan Hizbullah itu terbunuh di Meiss El Jabal di Lebanon Selatan.
Pihak militer Israel itu juga mengklaim pembunuhan tersebut karena militer Israel telah mendeteksi satu rudal anti-tank yang ditembakkan dari Lebanon Selatan melintasi perbatasan israel.