Situasi diperparah dengan fakta bahwa pintu masuk stadion ditutup dan gerbang dikunci. Hal ini mengakibatkan banyaknya orang yang berkumpul dan menyulitkan korban untuk bernapas. Gas air mata yang terus menerus ditembakkan oleh aparat keamanan juga memperparah kondisi para korban. Lebih lanjut, Koalisi mengklaim bahwa kekerasan yang dialami pendukung tidak hanya disebabkan oleh anggota Polri, tetapi juga oleh prajurit TNI dalam berbagai bentuk seperti menyeret, pemukulan, dan tendangan.
"Setelah mengalami rentetan peristiwa kekerasan, para suporter yang keluar dengan kondisi berdesak-desakan, minim mengalami pertolongan dengan segera dari pihak aparat kepolisian, para korban dengan caranya sendiri berusaha untuk keluar," kata Koalisi.