Edisi.co.id - LBH Pos Malang, LBH Surabaya, YLBHI, Lokataru, IM 57+ Institute dan Kontras membentuk tim investigasi Koalisi Masyarakat Sipil untuk melakukan penyelidikan independen atas tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022. Dari hasil penyelidikan yang sedang berlangsung pada 7 hari ini, Koalisi mengatakan tragedi Kanjuruhan sebagai kejahatan yang terjadi secara sistematis.
"Yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan. Selain itu, kami menduga timbulnya korban jiwa akibat dari efek gas air mata yang digunakan oleh aparat kepolisian," ugkap koalisi dalam pernyataan resminya, minggu 9 Oktober 2022.
Baca Juga: 10 Harapan Rakyat DIY yang Disampaikan oleh Ketua Komisi A DPRD DI
Dalam laporan pertama, Koalisi menjelaskan bahwa di pertengahan babak kedua, terjadi pengerahan beberapa petugas yang membawa gas air mata. Padahal, saat itu diketahui tidak ada potensi ancaman atau gangguan keamanan.
Pengamatan selanjutnya, pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya, Koalisi mengumumkan bahwa sejumlah penggemar benar-benar telah memasuki lapangan. Namun, tindakan ini diambil untuk memberikan semangat dan dukungan kepada seluruh pemain.
"Namun, hal tersebut direspons secara berlebihan dengan mengerahkan aparat keamanan dan kemudian terjadi tindak kekerasan. Hal inilah yang kemudian, para suporter lain ikut turun ke dalam lapangan bukan untuk melakukan penyerangan tetapi untuk menolong suporter lain yang mengalami tindak kekerasan dari aparat keamanan," bunyi pernyataan Koalisi.
Selain itu, koalisi menekankan bahwa sebelum menembakkan gas air mata, pihak berwenang tidak berupaya menggunakan kekuatan lain untuk meredam kerusuhan, seperti perintah lisan atau peringatan suara.
Sebaliknya, menurut Percap Nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan, polisi harus melalui tahap - tahapan tertentu sebelum meluncurkan gas air mata.
"Berdasarkan kesaksian para suporter, penembakan gas air mata tidak hanya ditujukan ke bagian lapangan, tetapi juga mengarah ke bagian tribun sisi selatan, timur, dan utara sehingga hal tersebut menimbulkan kepanikan yang luar biasa bagi suporter yang berada di tribun," Ujar Koalisi.