Edisi.co.id - BMKG dalam laporannya mengungkapkan mengenai peningkatan curah hujan signifikan selama periode Nataru, dipicu sejumlah dinamika atmosfer di antaranya aktifitas Monsun Asia.
General Manager Astara Tol Cipali Syuitno menjelaskan, Jalur Tol Cipali KM 136 terendam banjir merupakan lajur arah Cirebon – Jakarta, banjir tersebut merupakan kiriman dari sungai Cialanang.
Intensitas seruakan dingin Asia dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan, meskipun jalur Tol Cipali KM 136 tergenang, jalur tersebut masih bisa dilalui kendaraan.
“Terpantau beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Ocillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia, terutama di bagian tengah dan timur”, tulis Dwikorita Karnawati selaku sebagai Kepala BMKG
Menurut Dwikorita, banjir bandang yang sebabkan oleh hujan deras ini kian meningkat sehingga suasana jalan Tol Cipali menjadi padat akibat potensi cuaca ekstrem.
“Pada saat tanggal 21 Desember lalu kami mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk selama Nataru,” pungkasnya.
“Cuaca ekstrem yang mungkin terjadi adalah akibat hujan yang cukup lebat bahkan membuat padat serta bisa membahayakan ,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Anak-anak Nikita Mirzani Dirawat Pria Bule Ini , Karna Nikita Mirzani Masih Ditahan
Akhirnya Verrell Bramasta Blak-blakan Soal Rencana Menikah
Citra Kirana Beri Tanda Ini , Rezky Aditya Terseret Kasus Video Vulgar
Foto: Mengintip Quran Camp, Santri Penghafal Al Quran di Rumah Tahfidz Prima Cendekia Islami Pengalengan
Apa Saja Manfaat Vitamin K dan Bahaya Kekurangan Vitamin K Bagi Tubuh? Ini Penjelassannya