Edisi.co.id - Media olahraga ternama di Vietnam, Soha.vn menulis hal menarik terkait penunjukan Qatar dan Arab Saudi oleh Konfiderasi Sepakbola Asia (AFC) untuk menjadi tuan rumah babak Empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Menurut Soha.vn, banyak pihak menilai keputusan AFC ini tak netral, bahkan dinilai membuka jalan mulus bagi dua negara kaya tersebut menuju putaran final Piala Dunia. Putusan itu juga dianggap mengabaikan hak empat negara lainnya, UEA, Irak, Omam, dan Indonesia yang seharusnya punya kesempatan sama.
"Kuputusan paling kontroversial yang pernah diambil AFC. Selain memperlihatkan keberpihakan kepada Qatar dan Arab Saudi, keputusan itu
merugikan tim-tim lain, termasuk Timnas Indonesia. Sebagai satu-satunya wakil dari Asia Tenggara, peluang Indonesia ke Piala Dunia makin menipis secara signifikan," tulis Soha.vn dalam laporannya yang terbit Senin (16/6).
Babak keempat ini dijadwalkan berlangsung pada 8–14 Oktober 2025. Karena pertandingan di dua grup nanti menggunakan sistem round-robin, dengan masing-masing saling berhadapan sekali, maka keuntungan sebagai tuan rumah bisa jadi penentu hasil akhir.
Sebelum AFC mengumumkan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah babak empat pada 13 Juni 2025, meski banyak federasi lain mengajukan diri atau bahkan meminta laga dimainkan di tempat netral.
Irak dan Uni Emirat Arab sempat melayangkan protes resmi. Federasi Sepak Bola Oman juga menyuarakan pentingnya transparansi dan netralitas. Namun semua suara itu tak diindahkan.
Dalam artikelnya, Soha.vn menambahkan, “Memainkan dua pertandingan di kandang sendiri adalah keuntungan besar bagi Qatar dan Arab Saudi untuk mengunci puncak grup. Entah kebetulan atau tidak, keduanya adalah tim unggulan dan ditempatkan di pot atas dalam undian yang akan dilakukan pada 17 Juli. Jika mereka menang dua kali, otomatis langsung lolos ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko."
Sementara itu, Soha.vn menilai Indonesia bersama Irak, Oman, dan UEA, harus berhadapan bukan hanya lawan di lapangan, tetapi juga atmosfer stadion dan tekanan publik tuan rumah.
"Sayangnya, ketika semua negara meminta keadilan, AFC justru menunjuk dua negara yang memiliki kekuatan finansial besar dan pengaruh kuat di sepak bola Asia dengan melalui "proses tanpa transparansi"," tulis Soha.vn.
Artikel Terkait
Setelah diboikot FIFA dan UEFA, akankah Rusia bakal bergabung dengan AFC dan menjadi pesaing Timnas Indonesia
Erick Thohir Sukses Lobi Heerenveen Izinkan Nathan untuk Perkuat Timnas di Piala AFC U-23
Timnas Jepang Berani Tandang di Jakarta! Begini 3 Fakta Terbaru Soal Keamanan GBK yang Ditakuti Timnas Bahrain dan AFC
Resmi! Timnas Indonesia Bakal Lawan Bahrain di GBK, Intip Kilas Balik AFC yang Sempat Ingin Atur Jadwal Laga Itu di Tempat Netral
Sama-sama Pernah Berganti Pelatih, Laga Australia vs Indonesia Disorot AFC: Laga Dilarang Blunder
Akmal Marhali: Jalan Mulus AFC untuk Qatar dan Arab Saudi Menuju Piala Dunia 2026