Edisi.co.id- Para pelaku usaha otomotif menanggapi wacana pemerintah yang akan mensubsidi pembelian kendaraan listrik pada tahun 2023. Terkait hal itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan, para pelaku industri otomotif nasional pada dasarnya menyambut positif apabila ada insentif yang digelontorkan pemerintah untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri.
“Kami menyambut baik insentif yang sedang diwacanakan pemerintah,” imbuh dia. Namun, Jongkie enggan menguraikan insentif-insentif seperti apa saja yang masih dibutuhkan pemain otomotif Indonesia dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik saat ini. Ahmad Rofiqi, Marketing Head PT Sokonindo Automobile (DFSK) menyampaikan, secara umum DFSK mendukung rencana pemerintah untuk memberikan insentif berupa subsidi pembelian kendaraan listrik. Dukungan ini diyakini dapat meningkatkan minat dan mempermudah masyarakat dalam memiliki kendaraan listrik.
Saat ini, DFSK memasarkan DFSK Gelora E yang menjadi satu-satunya kendaraan listrik komersial ringan di Indonesia. “Tingkat penerimaan DFSK Gelora E cukup baik, baik di perusahaan logistik maupun transportasi umum seperti armada Jaklingko yang menjadi bagian dari Transjakarta,” tandas dia. Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan subsidi pembelian kendaraan listrik di tahun depan untuk meningkatkan permintaan produk tersebut, sekaligus mengurangi polusi udara. Indonesia pun ditargetkan memiliki 2,5 juta pengguna kendaraan listrik pada tahun 2025 mendatang.
Baca Juga: Melalui Instagram, Artis Wanda Hamidah membagikan Momen detik-detik rumahnya digeruduk Satpol PP
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, pemerintah sedang menentukan besaran dan mekanisme subsidi pembelian kendaraan listrik tersebut. Aturan baru ini disebut-sebut akan menjadi game changer bagi perkembangan industri kendaraan listrik dalam negeri. Rencana insentif terbaru ini menambah daftar kebijakan terkait pengembangan kendaraan listrik yang diterbitkan pemerintah selama setahun terakhir. Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia juga berupaya menghentikan ekspor bahan mentah untuk meningkatkan nilai tambah, termasuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik.
Pemerintah juga disebut sedang mempertimbangkan subsidi untuk konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik. “Pemerintah sedang mempelajari rencana tersebut dengan hati-hati, karena akan menciptakan perubahan besar dalam industri otomotif yang bersifat padat karya,” ujar Budi Karya dikutip dari Bloomberg. Ia juga bilang, pemerintah akan mendekati produsen mobil yang ada di Indonesia seperti Hyundai Motor Co. dan BYD Co. China untuk membangun ekosistem kendaraan listrik untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan.
Artikel Terkait
Anak Celine Evangelista, Lucio Otthild William atau akrab disapa Lucio genap berusia Lima Tahun
Baim Wong dan Paula Verhoeven Datang Memenuhi Panggilan Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan
Jejak Langkah Islam Di Depok:Islam Masuk Depok