Perjalanan menuju tempat berkumpulnya kunang-kunang memakan waktu sekitar 30-40 menit. Meskipun kapal melalui deretan pohon berembang yang menjadi habitat penting bagi koloni kunang-kunang, namun keberadaan hewan tersebut hanya terpusat di beberapa spot saja.
Sesampainya di lokasi wisata kunang-kunang, para jurnalis dan agen perjalanan dari Indonesia diminta untuk tidak mengaktifkan flash kamera agar kunang-kunang tetap bisa dilihat dengan mata telanjang. Selain mampu membuat kunang-kunang pergi, adanya cahaya, seperti flash kamera, ditenggarai akan mengurangi lama hidup hewan tersebut.
Walaupun begitu, para pelancong boleh mengambil foto asal tidak menyalahkan flash kamera.
“Nikmati pengalaman ini di dalam memori,” kata Sitti Asnah Asakil selaku agen perjalanan asal Malaysia dari agensi tur You Wings Holidays SDN BHD.
Setelah melihat kunang-kunang, para wisatawan diajak melihat blue tears, yakni fenomena air laut berwarna biru terang disebabkan bioluminescence (kemampuan makhluk hidup untuk memendarkan cahayanya sendiri dengan reaksi kimia) yang dihasilkan alga atau fitoplankton laut. Perjalanan menuju ke area blue tears dilalui selama 10 menit dari lokasi wisata kunang-kunang.
Masing-masing wisatawan diberikan oleh Yahya, semacam jaring ikan mini untuk mengambil sampel blue tears yang dapat dilihat secara jelas dan jernih.
Keunikan penjelajahan melihat blue tears dimanfaatkan oleh pelaku usaha pariwisata setempat yang menyadari potensi wisata atas fenomena tersebut. Karena itu, sejak Tahun 2019, pemerintah Selangor dan pihak swasta bekerja sama menjadikan fenomena blue tears sebagai objek melancong para turis domestik dan mancanegara.
Adapun wisata Sky Mirror tidak dilakukan karena hanya dapat beroperasi sekali sehari selama 24-26 hari pada siang hari dan perlu mengikuti jadwal pasang surut air laut.
Artikel Terkait
Embung Sanur bisa jadi destinasi wisata baru
Kawasan Sungai Batang Arau akan Dijadikan Tempat Atraksi Wisata
Dengan Tampilan Baru Objek Wisata Waduk Cacaban Resmi Dibuka