Lebih dari sekadar partisipasi, melalui program Genre remaja didorong untuk berperan sebagai subjek sekaligus ujung tombak. Dengan begitu, pelibatan remaja menjadi lebih bermakna.
“Dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan, cakupan, dan partisipasi remaja dalam pemberian informasi, pendidikan, dan konseling kesehatan reproduksi dan seksual, gizi, serta PKBR di PIK Remaja, diperlukan generasi muda yang tumbuh sebagai agent of change di tengah masyarakat. Kami berharap dengan keterkaitan ini remaja Jawa Barat lebih berperan dengan segala kondisi,” ungkap Irfan.
Irfan menjelaskan, salah satu agent of change yang coba dibentuk oleh BKKBN melalui program PKBR adalah Duta Genre yang merupakan brand ambassador program Genre bagi remaja lainnya.
Baca Juga: Tidak hanya Diburu Oleh Warga Depok, Bursa Kerja Pemkot Depok juga Diminati Warga Jabotabek
Melalui upaya praktik baik, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan terbangun semangat untuk terus berinovasi dalam memberikan yang terbaik bagi remaja-remaja di daerah masing-masing.
“Duta Genre memegang peranan penting untuk menyosialisasikan program BKKBN dalam PKBR, melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan, sehingga mereka mampu melewati lima transisi kehidupan masa remaja dengan baik. Karena itu, melalui kegiatan ini kita harapkan hadirnya para agent of change yang akan membawa remaja Jawa Barat ke arah yang positif untuk menjadikan Jabar lebih baik lagi untuk masa yang akan datang,” harap Irfan.
Sementara itu, ditemui usai dikukuhkan sebagai Duta Genre Putra Jawa Barat, Ananda Hierofani mengungkapkan, peran remaja agar bisa berkontribusi terhadap wujudnya Indonesia Emas 2045 adalah dengan cara memperkuat pengetahuan dan keterampilannya melalui studi yang serius dan menguasai teknologi dan informasi.
Dua hal itu menjadi sarana untuk menumbuhkan kreatifitas, inovasi, dan kolaborasi positif.
Peran lain adalah menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan. Juga senantiasa berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kehidupan sosial yang inklusif dan responsif terhadap pemasalahan sosial yang terjadi dengan memberikan solusi yang terukur dan dapat di implementasikan.
“Tak hanya itu, program Genre yang bertujuan untuk mengatasi berbagai perilaku beresiko perlu dilaksanakan dan disosialisasikan dengan baik. Untuk itu, perlu kerja sama dari berbagai pihak yang bertanggung jawab dan berperan penting dalam menyukseskan program ini.
Kerja sama yang didukung oleh banyak pihak ini tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan ruang kolaborasi dan mengembangkan kelembagaan serta membangun jaringan penanganan permasalahan remaja mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat,” papar Ananda.
Mengutip pernyataan Gubernur Jawa Jawa Barat 2018-2023 Ridwan Kamil, Ananda menegaskan bahwa Indonesia butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki. Karena itu, remaja harus menjadi remaja yang memberikan banyak solusi.
“Bukan tentang seberapa bagus solusi itu, tapi seberapa banyak solusi yang bisa digunakan dalam menghadapi sebuah permasalahan sosial,” tegas Ananda.
Di bagian lain, Duta Genre Putri Nasywa Nayla Fitriyani menekankan pentingnya remaja memiliki literasi digital untuk melibatkan diri secara lebih bermakna.
Menurutnya, hakikat literasi digital mengacu pada proses “membaca” dan “memahami” serta kemampuan bekerja dan penggunaan berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi menjadi sebuah pengetahuan baru.
Artikel Terkait
Kampanye Unik BKKBN melalui Wayang Golek, Si Cepot Ajak Urang Garut Cegah Stunting
Dihadapan 1500 Praja IPDN, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo Ajak Calon Pemimpin Masa Depan Peduli Kependudukan
Kunjungi Kepulauan Bangka Belitung, BKKBN dan Perkadis KB Jawa Barat Perkuat Jejaring Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting dan Pengelolaan SIGA
Kepala BKKBN Jabar Ingatkan Pentingnya Pengasuhan Untuk Cegah Stunting
BKKBN Luncurkan 19 BKB Unggulan di Jawa Barat,