Ketua LAK pun terkejut membaca narasi di dalam dokumen itu.
“Terkadang dia menggarukkan kepala, terkadang tampak terkejut. Beberapa kali mengelus dada tanda prihatin pada apa yang dibacanya. Lalu Ketua LAK berjalan ke arah Istana berniat menemui Bos Negara. Awalnya, dia tampak ragu-ragu. Jalannya maju dan mundur. Namun akhirnya mantap, melangkah ke Istana,” ujar Hasnu Ibrahim mengiringi adegan ini.
Sementara di Istana terlihat Bos Negara sedang bersenda gurau dengan kedua anaknya. Tidak jauh dari mereka berdiri gagah Kepala Polisi Nasional (KPN) dan Kepala Polisi Daerah (KPD) yang mengawal kekuasaan penghuni istana.
Tidak lama kemudian, Ketua LAK tiba di Istana. Setelah memberikan hormat kepada Bos Negara, dia menyerahkan dokumen-dokumen yang diperolehnya dari Aktivis Ubed. Membaca dokumen-dokumen itu, air muka Bos Negara langsung berubah. Jelas sekali dia terganggu dan marah.
Dia menuding-nuding Ketua LAK yang tetap berdiri menatapnya.
Setelah menyerahkan dokumen-dokumen tersebut, Ketua LAK balik kanan hendak kembali ke kantornya. Di saat itulah, Bos Negara memberikan perintah kepada KPN dan KPD untuk meringkus Ketua LAK.
Aksi teaterikal ini ditutup dengan adegan Ketua LAK diborgol, sementara rakyat di latar belakang menitikkan airmata.
Usai pertunjukan, Hasnu Ibrahim mengatakan, pihaknya sengaja melibatkan Ubedilah karena Ubedilah pernah melakukan hal yang kurang lebih sama saat melaporkan kasus dugaan TPPU dan KKN yang melibatkan kedua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Di tengah gunjingan politik karbit, keduanya kini menempati posisi penting di blantika politik tanah air. Kaesang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sementara Gibran setelah dua tahun menduduki kursi Walikota Solo kini mulus menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
“Kami tidak tahu pasti, di titik mana kisah yang kami bawakan ini memiliki kemiripan dengan kisah yang terjadi di tanah air. Tapi, tentu saja kami prihatin bila kasus-kasus yang melibatkan orang di lingkaran terdalam kekuasaan hilang begitu saja ditelan nafsu kekuasaan,” ujar Hasnu.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat mereka akan mementaskan aksi teaterikal ini di berbagai kampus. Diharapkan ini menjadi pendidikan politik yang baik agar masyarakat berhati-hati dalam memilih pemimpin nasional. Tidak terjebak pada pencitraan semu sehingga yang berkuasa bukan serigala berbulu domba
Artikel Terkait
Seni Pertunjukan Gong Si Bolong Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021
Satpol PP Depok Bubarkan Pertunjukan Seksi Dancer Komunitas Sepeda Motor di Terminal Jatijajar
Peduli Gempa Cianjur, PWI Depok Bersama Musisi Depok Gelar Pertunjukan Musik
Jung So Min Ngaku Deg-degan Menjelang Pertunjukan Drama Teater 'Shakespeare in Love'
Pertunjukan Video Mapping di Bundaran HI Diapresiasi Warga