Edisi.co.id, Bandung - Netral adalah sikap yang diambil oleh Jam'iyyah Persatuan Islam dalam menghadapi Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ketua Bidang Kajian Politik dan Kebijakan Publik Dewan Tafkir Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS) Ustaz Tatan Ahmad Santana mengatakan, sebagai Organisasi Kemasyarakat (Ormas) kenetralan Jamiyyah Persatuan Islam (PERSIS) terhadap Pilpres 2024 mutlak harus dijaga.
Ia menilai, kenetralan Persatuan Islam (PERSIS) pada Pilpres 2024 adalah sebuah sikap yang diambil secara sadar oleh para Qiyadah di Pimpinan Pusat PERSIS untuk memastikan bahwa Jamiyyah tetap berada didalam Khittah Perjuangannya yakni; Pendidikan dan Dakwah.
Baca Juga: Gelar Raker, Jufi Usung Tema Program Kuat, Organisasi Kuat
“Netral tentu saja tak sama dengan abstain apalagi Golput,” ucap Ustaz Tatan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/1/2024).
Ustaz Tatan pun memandang, netral adalah sikap kelembagaan yang membangun jarak yang sama dengan semua kontestan dan kekuatan politik, lalu kemudian memposisikan semua kontestan politik sebagai Mad'u (Objek Dakwah) yang harus disentuh dengan Dakwah Amar Ma'ruf Nahyi Munkar yang dilandasi oleh sikap Welas Asih (Ruhamaa u bainahum)
“Soal hak dan kewajiban jema'ah, anggota dan simpatisan Persatuan Islam (PERSIS) dalam menyalurkan pilihan politiknya, sejak jauh-jauh hari para Masyaikh di lingkungan Dewan Hisbah telah memberikan guidance untuk dipedomani,” ungkap Ustaz Tatan.
Selain itu, para ulama Dewan Hisbah pun sudah menyampaikan, Jemaah diminta untuk menganalisa dengan cermat semua kontestan politik; baik caleg maupun capres yang sesuai dengan tuntunan syari'at.
“Tuntunan syari'at kita mengajarkan bahwa kita harus memilih Calon pemimpin yang berkahlaqul karimah; Shiddiq (benar dalam berucap dan benar dalam bertindak), amanah (Berintegritas antu korupsi, kolusi dan nepotisme), fathanah (Cerdas dalam menghadirkan kebijakan publik yang berorientasi pada kemashlahatan ummat) dan tabligh (Pandai membangun komunikasi yang beradab dan bermartabat),” paparnya.
Dengan demikian, lanjut Ustaz Tatan, sikap netral sekali lagi adalah hasil ijtihad Jama'i para Maysaikh untuk memastikan Persatuan Islam (PERSIS) tetap pada jalurnya yakni Jam'iyyah yang melakukan kerja-kerja untuk menghidupkan Pendidikan dan Dakwah, tanpa mengebiri pilihan politik jama'ahnya.
Terakhir Ulama muda Persatuan Islam (PERSIS) itupun meminta kepada seluruh Jemaah, anggota dan simpatisan sila berkontestasi, sila berfastabiqul khairat, tapi mohon tetap jaga keutuhan Jam'iyyah, bahkan keutuhan Ummat dan Bangsa.
“Pemilu sekadarnya dan persaudaraan selamanya,” tutup Ustaz Tatan.
Artikel Terkait
PERSIS Surati Bawaslu Soal Polemik Candaan Agama dalam Kampanye
Kuatkan Ukhuwah dan Visi Misi, Ketum PERSIS Mengajak Alumni Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Hadiri Reuni Akbar 6 Januari 2024
Tahun Politik, Ketua Bidang Dakwah PERSIS Minta Umat Islam Bijak Sikapi Perbedaan, Ini Cara Islam Menyikapi Perbedaan
Riuh Berita Politik, Infokom PERSIS Tegaskan Jangan Terjebak Hoax, Teliti Sebeleum Bagikan Informasi