Berhasil Turunkan Unmeetned dan Penuhi Target Penggunaan MKJP Jadikan Rapor Jawa Barat Biru Dimata BKKBN

photo author
- Selasa, 23 April 2024 | 13:58 WIB
forum jurnalis
forum jurnalis

Di sisi lain, indeks pembangunan keluarga Jawa Barat masih jeblok. Dengan raihan 60,15, Jabar berada dalam kelompok medioker sembilan terbawah. Jabar gagal memenuhi ekspektasi awal sebesar 62,44. Padahal, iBangga sangat penting untuk menetapkan status capaian pelaksanan pembangunan keluarga di suatu wilayah yang diklasifikasikan menjadi tangguh, berkembang, dan rentan. iBangga merupakan indeks pengukuran kualitas keluarga yang ditujukan melalui tiga dimensi, yaitu dimensi ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan keluarga.

Kabar baik bagi Jawa Barat yang sebelumnya lekat dengan tinggienya perkawinan usia muda. Hasil penghitungan menunjukkan median usia kawin pertama perempuan berada pada angka 21,6 tahun. Sebelumnya, Jabar mematok target yang sama dengan usia kawin ideal bagi perempuan, 21 tahun. Memang capaian Jawa Barat masih di bawah nasional yang berhasil menaikkan media usia kawin dari 21 tahun pada 2022 menjadi 22,3 tahun pada 2023.

Kabar baik bagi Jawa Barat yang sebelumnya lekat dengan tingginya perkawinan usia muda. Hasil penghitungan menunjukkan median usia kawin pertama perempuan berada pada angka 21,6 tahun. Sebelumnya, Jabar mematok target yang sama dengan usia kawin ideal bagi perempuan, 21 tahun. Memang capaian Jawa Barat masih di bawah nasional yang berhasil menaikkan media usia kawin dari 21 tahun pada 2022 menjadi 22,3 tahun pada 2023.

Kabar baik lainnya, Jabar berhasil menekan tingkat putus pakai kontrasepsi. Dari target 20,5 persen, DCR Jawa Barat pada 2023 sebesar 19,5 persen. Angkanya juga lebih baik dari rata-rata nasional sebesar 20,5 persen. Angka ini menarik jika dibandingkan dengan persentase PA MKJP. Meski persentase MKJP rendah, namun akseptor non-MKJP di Jawa Barat boleh dibilang memiliki kedisiplinan tinggi dalam pemakaian kontrasepsi, sehingga tidak mengakibatkan keterputusan pemakaian kontrasepsi.

Sayangnnya, kinerja Jawa Barat kembali gagal dalam memenuhi target capaian persentase masyarakat yang terjangkau program Bangga Kencana. Hingga akhir 2023, Bangga Kencana hanya mampu menjangkau 81,5 persen masyarakat Jawa Barat. Padahal, target yang dipatok mampu menjangkau hingga 83,64 persen masyarakat. Meski begitu, capaian Jawa Barat masih lebih baik dari rata-rata nasional sebesar 80,1 persen.

“Melihat angka-angka capaian IKU tentu kita bisa menyebutnya berhasil. Terlebih TFR kita kan sudah rendah mendekati 2,1. Ini menunjukkan bahwa program Bangga Kencana di Jawa Barat berjalan dengan baik. Walaupun sebetulnya target-target sekarang ini agak berat ya karena tidak ditunjang dengan anggarannya,” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa menanggapi laporan capaian kinerja 2023.

Anggaran program Bangga Kencana juga tidak lepas dari bayang-bayang recofusing. Agenda-agenda nasional yang membutuhkan dana besar selalu mengakibatkan adanya refocusing di sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian. Jika sudah refocusing, maka bahasanya menjadi sederhana, pengurangan alias pemotongan anggaran.

“Itu yang membuat berat. Pada bagian output tertulis target sekian, tapi tidak didukung penuh dengan anggaran. Jadi, pengaruhnya di situ. Walaupun demikian, alhamdulillah dengan keterbatasan anggaran kita masih mampu memenuhi target-target sebagaimana menjadi indikator kinerja utama,” ungkap Fazar.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X