Dari acara studi banding ini, Kiai Auza’i berharap banyak ilmu yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh dari wilayah yang dikenal dengan kota gudeg tersebut.
“Semoga studi banding atau istifadah ilmu ini, barangkali ada yang bisa kita jadikan oleh-oleh, ya minimal gudeknya“, tutup Kiai Auza’i.
Acara dilanjutkan dengan diskusi tentang sosial-keumatan, keagamaan, keorganisasian, dan relasi MUI dengan pemerintah.
Artikel Terkait
MUI DKI Jakarta Jelaskan Tata Cara Pelaksanaan Zakat Fitrah
Terima Permohonan Maaf, MUI Tegaskan Kasus Pendeta Gilbert Harus Dijadikan Pelajaran
MUI Minta Hormati dan Terima Keputusan MK dengan Legowo
Pengurus MUI DKI Jakarta Masa Khidmat 2024-2028 Resmi dikukuhkan
Tidak Menjadi Ibukota, KH. Muhammad Faiz : MUI DKI Jakarta Harus Menyikapi Setiap Perubahan
Kukuhkan Pengurus MUI DKI, KH Anwar Iskandar Ingatkan Tiga Tanggung Jawab