Keduanya, bukan semata gedung sakral dengan arsitektur dan seni. Namun, pendekatan spiritual bisa
mendekatkan perbedaan-perbedaan itu, dengan saling mengedepankan pemahaman yang mendalam.
Salah satunya dari keberadaan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan dua rumah ibadah itu di bawah tanah.
Menurut Mastuki, perbedaan simbol-simbol keagamaan itu bukan saja ingin didekatkan secara fisik, tetapi juga merekatkan hati, pikiran, sikap, dan tindakan.
Argumen lain, dari sisi perkembangan peradaban ada prinsip continuity and change.
Sebab, Katedral yang memiliki sejarah panjang di Indonesia tetap dilestarikan dan tidak diubah arsitekturnya. Sementara Masjid Istiqlal dilakukan renovasi besar-besaran. mastuki menilai bahwa lanskap Masjid Istiqlal telah ditata ulang menjadi indah dan semakin kelihatan memesona dan tamannya tertata rapi dan menawan.
Selain itu, lantai marmernya dipoles sehingga lebih berkilau serta tata cahayanya diganti sangat modern. "Nah, terowongan yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan dapat menghubungkan kemasalampauan (seni dan arsitek Katedral) dan kemasakinian sekaligus kemasadepanan (citra Istiqlal yang modern)," pungkas Mastuki.***
Artikel Terkait
Seputar Kasus Pencabulan Terhadap Anak di Bawah Umur, Ini Hal yang Dapat Diwaspadai
Mengenyam S2 di Amerika, Ini Hal yang Patut Diteladani dari Mendiang Faisal Basri Sosok Ekonom Senior Indonesia
Tingkatkan Kemampuan Manajerial Organisasi, BRIGADE PERSIS Gelar Kursus Dinas Staf Bagi Jajaran Pengurusnya
Eks Wali Kota Filipina Alice Guo Ditangkap di Indonesia: Dituduh Lindungi Kasino Ilegal dan Kasus Pencucian Uang
Setelah 29 Tahun, Ace Hardware Pergi dari Indonesia: Ini Pengaruh Rebranding Terhadap Brand Image Bagi Pelanggan