Edisi.co.id, Jakarta - Dokter ahli psikosomatik paliatif RSUP Kariadi Semarang, Dr. dr. Yanuar Ardani. MKes, SpPD, KPsi, meraih gelar doktor dengan predikat summa cumlaude (4.0) dalam sidang ujian terbuka di program S3 dengan judul disertasi “Terapi Musik Terstandar terhadap Pengendalian Burnout Syndrome pada Tenaga Kesehatan: Kajian Aspek Psiko Neuro Imuno Endoktri di FKUI, Salemba, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Sidang terbuka ini dipimpin oleh Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, digelar di Gedung Imeri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Salemba, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Dalam persentasinya, Dr. Yanuar memaparkan, peran terapi musik dapat memyembuhkan pasien yang memeliki penyakit burnout syndrome atau sindrom kelelahan kerja adalah kondisi stres kronis yang menyebabkan seseorang merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional akibat pekerjaannya, khususnya kepada tenaga kesehatan.
Baca Juga: HPN 2025: Kalsel Siap Sambut Perhelatan Nasional
“Terapi musik dapat memperbaiki aspek psikis, aspek neurootonom, imunologi, dan endokrin pada tenaga kesehatan dengan burnout syndrome,” ujar Dr. dr Yanuar kepada edisi.co.id, usai sidang terbuka.
Oleh sebab itu, lanjut Doktor Yanuar, terapi musik ini harus segera disebar luaskan kedaerah-daerah. Khususnya kepada tenaga kesehatan yang mengalami burnout syndrome.
“Jika tenaga kesehatan saja sudah terkena burnout syndrome, bagaimana ia akan melayani pasiennya,” tambah dia.
Menurut data yang ia terima, bahkan sudah ada tenaga kesehatan yang sangat dikenalnya, sudah melakukan bunuh diri.
Lebih lanjut, ia berharap, dengan adannya terapi musik ini dapat mencegah cemas, depresi pada tenaga kesehatan, khususnya kepada adik-adik yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dapat ditangani dengan lebih baik.
Ia menambahkan, untuk saat ini, penyakit yang dapat ditangani dengan terapi musik baru burnout syndrome. Dengan harapan kedepan, terapi musik dapat juga menyembuhkan seperti penyakit darah tinggi auto imun dan juga kencing manis yang memang respon-respon implamasi atau peradangannya itu banyak. Terapi music dapat menekan daripada implamasinya.
Selanjutnya, suami dari dr. Ingga Ifada menilai, saat ini terapi musik yang sangat tepat untuk orang Indonesia. Pasalnya, terapi ini sangat mudah dilakukan oleh semua orang. Dan Indonesia memiliki banyak sekali musik tradisional.
Baca Juga: Sederet Polemik yang Dihadapi Rizky Febian dan Mahalini Usai Ajukan Isbat Nikah ke Pengadilan Agama
Artikel Terkait
Awaluddin Faj, Pimpinan Pesantren Modern Primago Raih Gelar Doktor di Universitas IBN Khaldun Bogor
Kemenag Kaji Rekognisi Alumni Pesantren Selain Gelar Doktor Honoris Causa
Usai Jalani Wisuda Program Doktor, Calon Walikota Depok Supian Suri Siap Maksimalkan Pelayanan Kepada Masyarakat
Universitas Udayana Bali berikan Gelar Doktor kepada Kakanwil Kemenkumham NTB Parlindungan