Ilmuwan Bersiap Umumkan Jam Kiamat yang Lebih Dekat dengan Bumi, Imbas Kerusuhan hingga Genosida

photo author
- Kamis, 30 Januari 2025 | 20:57 WIB

Di Asia, China semakin meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan, mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur di sekitar pulau yang diklaim sebagai wilayahnya.

Sementara itu, Korea Utara terus melakukan uji coba rudal balistik yang dapat membawa hulu ledak nuklir, menambah ketegangan di kawasan tersebut.

"Ada banyak titik panas potensial di dunia, termasuk Taiwan dan Korea Utara. Jika salah satu konflik ini meletus, negara-negara dengan kekuatan nuklir bisa terlibat, yang akan membawa dampak tak terduga dan sangat menghancurkan," kata Holz.

Krisis Iklim Dunia

Krisis iklim juga menjadi faktor utama dalam keputusan ini.

Data dari Organisasi Meteorologi Dunia PBB menunjukkan bahwa 2024 adalah tahun terpanas dalam sejarah.

Holz mengingatkan bahwa dalam dekade terakhir, dunia telah mengalami periode yang sangat panas, dan meskipun ada peningkatan penggunaan energi terbarukan seperti angin dan matahari, langkah-langkah global untuk mengatasi perubahan iklim masih jauh dari cukup.

"Selama 10 tahun terakhir, dunia mengalami dekade terpanas dalam sejarah. Meskipun ada kemajuan dalam penggunaan energi angin dan surya, langkah-langkah global masih belum cukup untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim," jelas Holz.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa jika dunia gagal mengendalikan pemanasan global, bencana seperti gelombang panas ekstrem, kekeringan, banjir, kebakaran hutan, dan naiknya permukaan air laut akan semakin sering terjadi, memperburuk ketidakstabilan global.

Ancaman Kecerdasan Buatan dalam Dunia Militer

Selain ancaman geopolitik dan krisis iklim, kecerdasan buatan (AI) juga menjadi perhatian besar.

Kemajuan pesat dalam teknologi AI, terutama dalam aplikasi militer, dapat meningkatkan risiko perang otomatis.

AI yang digunakan dalam sistem persenjataan dapat membuat keputusan serangan atau pertahanan tanpa intervensi manusia, yang berpotensi mengarah pada eskalasi konflik yang tidak terkendali.

Dengan hanya 89 detik tersisa sebelum tengah malam, para ilmuwan mendesak para pemimpin dunia untuk bertindak lebih tegas dalam menangani ancaman-ancaman ini.

"Mengatur Jam Kiamat pada 89 detik sebelum tengah malam adalah peringatan bagi seluruh pemimpin dunia," tegas Holz.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X