“Kami menunggu dipintu keluar jenazah. Azan subuh berkumandang. Jutaan jemaah memadati masjidilharam. Usai salat subuh, jutaan jemaah melaksanakan shalat jenazah. Salah satunya As-syahid Al-Haram, H. Asep Susandi. Jutaan orang mendoakannya,” ucap dia.
Tidak lama, mobil jenazah keluar masjid menuju ambulan untuk dimakamkan di pemakaman Syaraya. Ia mewakili keluarga, beserta mantu almarhum dan dua orang mutawif menyertai di dalam ambulan.
“Saya duduk tepat di samping almarhum, merasa bersyukur melihat wajahnya almarhum berseri. Bagi yang syahid, tidak dibungkus kain kafan,” tegasnya.
Baca Juga: KAI Hadirkan Kenyamanan Baru dengan Kereta Ekonomi New Generation Modifikasi di KA Sancaka Utara
Bungkusnya tetap kain ihram yang ia pakai terakhir ketika wafat di bukit Marwah. Kepalanya terbuka. Ia melihatnya seperti orang yang tidur nyenyak berselimut kain ihram. Sebelum turun, tiba tiba saya ingin mengecup kening jenazah syahid itu. Saya elus kepalanya. Saya kecup keningnya. Saya merasa dekat padahal saya baru mengenalnya seminggu sebelum berangkat umrah.
Pukul 06.00 pagi, matahari baru beranjak. Suhu saat itu cukup dingin, 18 derajat. Liang lahat sudah tersedia. Jenazah dimasukan ke liang lahat. Wajahnya tetap dibiarkan terbuka. Liang lahat hanya ditutup coran beton dua buah lalu ditimbun sedikit tanah. Prosesi pemakaman berlangsung tidak lebih dari 10 menit.
“Tidak ada upacara apapun. Asy Syahid Al-Haram itu menemui Rabbnya dengan senyum,” pungkas Prof. Dadan
Artikel Terkait
Bendum PERSIS H. Andi Sugandi Harapkan Website persis.or.id Optimal dalam Promosikan Usaha Milik Jamiyyah
Agar Bernilai Ibadah, Ketum PERSIS: Jadikan Momentum Bukber Sebagai Ajang Silaturahmi dan Berbagi Ikhlsas
LAZ PERSIS Dukung Indonesia Target Kirim Bantuan Rp 3,2 T untuk Gaza Selama Ramadan
Larang Masuk Bantuan Kemanusian ke Gaza, Ketum PERSIS: Israel telah Lakukan Pelanggaran HAM Berat