Edisi.co.id - Setelah mendapat sorotan dari para chef ternama, termasuk Bobon Santoso dan Chef Arnold, Willie Salim akhirnya buka suara.
Ia menanggapi tudingan bahwa kontennya settingan dengan mengutip sebuah hadis tentang kebaikan.
Willie mengaku terkejut dengan respons negatif yang ia terima, terutama dari sesama kreator dan chef yang mempertanyakan keaslian kejadian hilangnya rendang 200 kg di Palembang.
Baca Juga: Kemkomdigi Tetap Siaga: Pastikan Stabilitas Jaringan Selama Mudik Terjaga
"Kaget ada yang respon begini. Aku benar-benar datang untuk membantu yang membutuhkan," curhat Willie di broadcast channel miliknya.
Ia kemudian menegaskan bahwa apa yang terjadi benar-benar di luar dugaannya.
Sebagai bukti, ia menyertakan sebuah hadis dalam Islam yang berbunyi:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."
Willie juga menambahkan bahwa semua orang yang hadir di lokasi bisa menjadi saksi bahwa rendangnya benar-benar hilang.
"Semua orang di sana menjadi saksi hidup, rendang memang hilang. Di bulan puasa ini nggak mungkin aku berbohong. Aku juga takut dosa," ucapnya.
Lebih lanjut, Willie kembali menjelaskan kronologi hilangnya rendang yang ia masak di Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang.
"Jujur aku nggak marah walau rendang hilang. Aku cuma kaget aja, belum matang sudah diambil. Sedih sekali, rasanya niat aku nggak diterima," paparnya.
Ia menambahkan bahwa ia sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk warga Palembang.
"Aku bangun pagi-pagi beli sapi. Biar keburu matangnya. Padahal aku trauma sapi,” jelas Wllie.
Artikel Terkait
Ketua Umum Ormas Laskar Benteng Indonesia Mengutuk Aksi Oknum Pendemo Yang Merusak Fasilitas Umum Di Wilayah Kota Bandung
Tanggapi Serangan Israel di Gaza, Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsa Gelar Aksi Solidaritas Palestina
Jufi Gelar Santunan dan Tebar Paket Pangan Ramadhan di Sukabumi dan Kabupaten Kuningan
Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri, BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI
Soal Kasus Kepala Babi, Dewan Pers Kutuk Keras Segala Bentuk Teror Terhadap Jurnalis