“Puncak musim kemarau 2025 diprediksi akan sama hingga maju atau datang lebih awal dari biasanya, yang mendominasi hampir keseluruhan wilayah Indonesia,” sebut BMKG dalam keterangan tertulis.
Durasi musim kemarau juga tidak seragam di seluruh wilayah.
Ada daerah yang mengalami kemarau pendek selama dua bulan, seperti sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan, serta ada yang lebih panjang hingga delapan bulan di wilayah Sulawesi.
Dengan perbedaan durasi dan karakteristik ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap bijak mengelola air dan mempersiapkan diri terhadap kemungkinan musim kering berkepanjangan di daerah tertentu.
Tak hanya itu, perubahan cuaca lokal seperti angin darat dan laut, serta suhu daratan yang tinggi, tetap dapat memicu terjadinya hujan lokal.
Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir kilat maupun cuaca ekstrem lainnya.
Sebagai kesimpulan, walau musim kemarau telah tiba, kehadiran hujan di beberapa daerah adalah hal yang wajar mengingat Indonesia berada di wilayah tropis dengan dinamika atmosfer yang kompleks dan cepat berubah.***
Artikel Terkait
Peran Ketua PN Jaksel yang Diduga Pakai Jabatannya untuk Atur Vonis Lepas Terdakwa di Skandal Korupsi CPO
Indonesia Siapkan Langkah Negosiasi Hadapi Tarif AS, Meski Posisi Dubes di Washington Masih Kosong
Andre Taulany Cerita Momen Terakhir Syuting Bareng Titiek Puspa: Eyang Pegang Tangan Saya, Bicaranya Agak Lemah
Inul Daratista Ungkap Kenangan Terakhir Bersama Almarhumah Titiek Puspa: Dengerin Curhatnya saat Mau Show
Gandeng Honda, PMI Kota Jakarta Utara gelar Pelatihan TSR dan KSR