Tarif Trump, PKS Desak Pemerintah Perkuat Ekspor dan Buka Akses Pasar

photo author
- Sabtu, 19 Juli 2025 | 17:20 WIB
Ketua DPP Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, PKS, Handi Risza
Ketua DPP Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, PKS, Handi Risza



Edisi.co.id, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Ketua DPP Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Handi Risza, mengapresiasi langkah strategis Pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat (AS).

Handi menilai bahwa upaya negosiasi langsung antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump merupakan bentuk diplomasi ekonomi yang patut diapresiasi.

“Kita mengapresiasi kerja keras dan usaha yang dilakukan oleh Pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat, bahkan Presiden Prabowo langsung bernegosiasi dengan Presiden Trump,” ujar Handi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga: Trump Umumkan Gelombang Baru Tarif Impor, Tembaga hingga Obat Generik Kena Sasar

Diketahui, Presiden Trump telah mengumumkan besaran tarif impor sebesar 19% untuk sejumlah barang dari Indonesia yang masuk ke pasar Amerika. Angka ini lebih rendah dibandingkan tarif sebelumnya yang mencapai 32%.

“Penurunan tarif menjadi 19% ini merupakan bagian dari kesepakatan dagang, di mana AS tidak akan membayar tarif apapun, sementara Indonesia berkewajiban membeli beberapa produk seperti energi, pangan, dan pesawat," kata Handi.

"Kita berharap tarif ini tidak memperlebar defisit dagang Indonesia,” jelas Handi.

Baca Juga: Soal Oplosan Beras Premium, PP PERSIS Dukung Langkah Tegas Pemerintah Terhadap Mafia Beras

Menurutnya, kebutuhan terhadap produk-produk tersebut tetap tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah bisa menyiasatinya dengan mengalihkan sumber impor dari negara lain ke AS agar neraca perdagangan tetap stabil.

“Artinya, komposisi mitra dagang untuk beberapa transaksi bisa berubah, namun nilai transaksi secara keseluruhan tetap terjaga. Ini tidak akan mengganggu trade surplus kita,” tegasnya.

Lebih jauh, PKS melihat keputusan tarif ini justru membuka peluang ekspor baru bagi Indonesia. Tarif rendah dari AS bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekspor nasional, yang selama ini menjadi kontributor utama terhadap surplus perdagangan Indonesia.

Baca Juga: Kesehatan Modal Utama, Wagub Rano Wajibkan ASN Olahraga Tiap Jumat

“Kita berharap tarif yang rendah dari AS akan mendongkrak ekspor kita, yang berpotensi menaikkan trade surplus," ucap Handi.

"Walaupun ekspor ke AS hanya mewakili 9,9% dari total ekspor Indonesia, tetapi kontribusinya mencapai 45% dari total surplus. Maka penurunan tarif ini harus dianggap sebagai peluang,” tambah Handi.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia seperti nikel hasil hilirisasi, kelapa sawit, dan batu bara. Selain itu, produk-produk lainnya juga dinilai memiliki potensi besar untuk menembus pasar internasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henri Lukmanul Hakim

Sumber: PKS.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X