Edisi.co.id - Hari Raya Idul Adha pada Kamis lalu, 29 Juni 2023 berlangsung di seluruh Indonesia. Umat muslim merayakan dengan ibadah shalat dan sembelih hewan kurban. Walaupun begitu, penyembelihan hewan kurban tidak melulu di hari-h.
Menurut syariatnya, penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan di hari tasyrik, tepat 1-3 hari setelah hari Raya. Dengan kurun waktu yang singkat, distribusi hewan kurban tetap dilaksanakan.
Dalam proses distribusi daging kurban, kerap timbulkan masalah. Pasalnya, penggunaan plastik dinilai praktis dan murah tapi tak ramah lingkungan. Terlebih lagi dalam moment yang singkat dan bersamaan, seluruh petugas pelaksana kurban gunakan wadah untuk distribusi daging.
Potensi penumpukan sampah dalam momentum kurban sangat tinggi. Melihat kondisi ini, pelaksana harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengimbau masyarakat untuk tidak gunakan kantong plastik sekali pakai dalam distribusi daging kurban.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas SDM Guru, Al Iman Berikan Beasiswa S2
Sejalan dengan imbauan pemerintah Kota Bandung, Sinergi Foundation hadirkan program Green Kurban sebagai inovasi kurban ramah lingkungan. Sejak tahun 2013, Green Kurban Sinergi Foundation berkomitmen untuk kampanyekan diet kantong plastik, khususnya pada momentum kurban.
CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan membenarkan penggunaan kemasan ramah lingkungan. Barang yang digunakan Green Kurban saat menyalurkan daging diantaranya besek, canting, daun pisang, serta bahan alternatif ramah lingkungan lainnya. Penggunaannya bergantung pada ketersediaan bahan pembungkus daerah sekitar.
“Kita tidak bisa memberikan banyak perbaikan untuk lingkungan, setidaknya dengan mengurangi sampah kantong plastik pas Idul Adha, kita tidak memberikan beban tambahan untuk penumpukan sampah,” kata Asep, Jumat (30/06).
Menurutnya, amal baik semestinya mampu menularkan kebaikan berikutnya. Sebagaimana Sinergi Foundation memfasilitasi ibadah kurban, selanjutnya memberikan dampak positif terhadap lingkungan hidup.
Baca Juga: Al Iman Tingkatkan Kapasitas Guru Untuk Implementasi Kurikulum Merdeka
“Kurban kami ke 5 kategori; rawan kemiskinan, rawan akidah, rawan bencana, rawan pangan dan wilayah pelosok. Semoga kebaikan ini tidak berhenti sampai penerimaan daging kurban saja, tapi juga berdampak baik kepada lingkungan hidup. Apalagi pelosok daerah yang masih asri, tidak semestinya tercemar sampah plastik sekali pakai,” kata CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan.
Contohnya Kp. Tonjong, Ds. Sukasirna, Kab. Cianjur, Jawa Barat. Berlatarkan pesawahan yang luas, masyarakat bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani. Untuk pertama kalinya, warga dapatkan kurban berupa sapi. Warga gunakan daun pisang dan daun tisuk sebagai pengemas daging.
Salah seorang warga bernama Riski tak menyangka, Green Kurban dapat menyapa kampungnya. Pada dini hari saat Raya Adha, sapi kurban pun tiba dan disambut dengan antusias. Pasalnya, kurban di kampung Tonjong tak lebih dari 1-2 ekor kambing saja, atau bahkan tak ada sama sekali.
“Tadinya khawatir, takut sapinya ngga siap dibawa jalan jauh. Kalau kerbau kan udah biasa di lingkungan kampung, tapi kalo sapi baru sekarang. Alhamdulillaah sapi bisa dibawa jalan,” kata Riski kepada tim Green Kurban, Kamis lalu (29/06).
Artikel Terkait
Kembali Berikan Bantuan dan Senyuman, Sinergi Foundation Salurkan Paket Ramadhan Bagi Penyintas Gempa Cianjur
Maybank Bersama Sinergi Foundation Hadirkan Program Ramadan Menjangkau Ribuan Anak Yatim dan Dhuafa
Sinergi Foundation bersama Maybank Syariah Gelar Pelatihan Kewirausahaan
Edukasi Linkungan; Pasukan Hijau Sinergi Foundation Terbar Benih Sayuran
Jelang Kurban; Sinergi Foundation Serukan Sembelih Kurban sesuai Syariat Islam
Jelang Idul Adha, Sinergi Foundation Lakukan Pemeriksaan Hewan Kurban
Maybank Syariah Salurkan Kurban di Green Kurban Sinergi Foundation