Jika kita melihat kondisi mayat, jelas terlihat bahwa sebagian besar orang dibunuh dengan sengaja. Penduduk yang dibunuh oleh Armenia tidak berniat melawan atau melarikan diri. Beberapa dari mereka dibantai sendirian.
Baca Juga: Konflik Azerbaijan-Armenia, Kejahatan Perang di Kota Khojaly
Anak-anak Dibantai
Dalam beberapa kasus, seluruh anggota keluarga dibantai. Ada jejak di beberapa kepala mayat yang membuktikan bahwa orang yang terluka telah dibunuh.
Mereka memotong telinga anak-anak, kulit wajah sebelah kiri wanita paruh baya dan kulit kepala pria telah terkelupas. Jelas terlihat bahwa ada beberapa mayat yang juga dirampok.
Pembunuhan di Khojaly adalah pembantaian terbesar dalam konflik tersebut. Secara total, akibat penyerangan dan perebutan kota tersebut, terdapat 106 wanita, 63 anak-anak, dan 70 orang lanjut usia, termasuk 613 orang dibantai.
Sebanyak 1.275 penduduk disandera oleh Armenia, dan nasib 150 dari mereka masih belum diketahui, dan kota tersebut hancur.
Pada malam yang tragis ini, 487 warga Khojaly terluka, dan 76 di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 8 keluarga tewas total, 25 anak kehilangan kedua orang tuanya, sedangkan 130 anak kehilangan salah satu orang tuanya.
Di antara orang yang dibantai, 56 di antaranya dibantai dengan brutal. Kulit kepala mereka terkelupas, mata dicongkel, dibakar hidup-hidup, dan perut ibu hamil dipotong dengan pisau.
Khojaly dibedakan karena berbagai karakteristiknya. Pertama, Khojaly benar-benar permukiman sipil yang tidak memiliki peralatan militer. Itu sebabnya tidak perlu menyerang dan memasuki kota dengan artileri berat karena tempat itu adalah permukiman yang tidak ada senjata. Serangan terhadap warga sipil di Khojaly merupakan hal yang tidak adil.
Kedua, serangan terhadap warga sipil di Khojaly bertepatan dengan dimulainya klaim teritorial Armenia dan kebijakan agresif terhadap Azerbaijan.
Mereka membunuh warga sipil tanpa ampun. Kekejaman Armenia terhadap orang Azerbaijan membuktikannya.
Baca Juga: Perbaikan Selesai, Jalur Rel Lintas Kosambi - Dawuan Kembali Normal
Klaim “koridor” Armenia adalah poin penting lainnya. Armenia mengklaim bahwa mereka membangun koridor kemanusiaan bagi penduduk kota untuk meninggalkan daerah tersebut.
Menurut klaim tersebut, ada pertanyaan yang muncul. Jika tujuan Armenia adalah untuk meruntuhkan kota, lalu mengapa mereka membiarkan koridor ini tetap terbuka yang memungkinkan orang keluar dari kota?