berita

Terwujudnya Ukhuwah, Waketum PERSIS: Jalin Komunikasi, Silaturahmi, Kerjasama, dan Ikatan Hati.

Sabtu, 4 September 2021 | 07:36 WIB
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Dr. KH. Jeje Zaenudin - Foto: Henry Lukmanul Hakim/Edisi Foto.

Edisi.co.id, Jakarta - Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Waketum PERSIS), Dr. Jeje Zaenudin hadir sebagai salah satu pemateri dalam webinar yang diadakan oleh MIUMI, Kamis (2/9/2021) malam. 

Selain Dr. Jeje Zaenudin hadir dalam webinar dengan tema "Menguatkan Ukhuwah untuk Menggapai Barokah" diantaranya Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin. MA., Sekjen MIUMI Ustaz Bachtiat Nasir, Rektor UNIDA Prof Fahmi Zarkasi M.Phi., dan ahli sejarah PP PERSIS Dr. Tiar Anwar Bachtiar M.Hum.

Dr. Jeje menyampaikan bahwa ukhuwah (persaudaraan) sejatinya terbangun berawal dari ta'liful qulub atau adanya kesamaan hati yang terbangun dan adanya ikatan hati yang tersambung.

Baca Juga: Mayoritas Anak Belum di Vaksin, Kaprodi PIAUD STAIPI Bandung Meminta Segera Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun

"Apabila hatinya tidak bisa ditenun, jiwanya tidak bisa dijahit, dan qalbu-nya tidak bisa di anyam antara satu dengan yang lain, maka mustahil akan terwujud ukhuwah yang sejati," kata Jeje.

Sebagai seorang muslim, maka kita harus bersedia berkomunikasi, bersilaturahmi, dan bekerja sama dengan yang lain, karena itu merupakan pintu masuk terjadinya ukhuwah. Ukhuwah akan terjadi dengan diawalinya hati yang ditenun untuk menjadi kesatuan yang kuat.

Dr. Jeje yang juga sebagai Ketua MUI Pusat ini melanjutkan bahwa kejayaan dan peradaban Islam salah satunya ditentukan oleh aspek ini, disamping kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak kalah pentingnya wajib dibangun.

Baca Juga: Prof Muhadjir Effendy Berharap Masukan dari Muhammadiyah Dapat Memperbaiki Sistem Pendidikan Nasional

Karena itu, ada pernyataan yang menarik dari amirul mukminin Umar bin Khatthab radiallahu 'anhu, yaitu tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, tidak ada kekuatan kecuali bersatu, dan bersatu adalah wujud dari ukhuwah.

"Nah dalam hal ini memang menarik ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits nabi yang berbicara ukhuwah dan wihdah (persatuan). KIta bersyukur di Indonesia ada beberapa Ormas yang namanya mencerminkan untuk bersatu, seperti Persatuan Islam dan Wahdah Islamiyah, meskipun mewujudkan persatuan itu adalah hal yang sulit," tuturnya.

"Belum lagi ada (Ormas) Persatuan Umat Islam (PUI). Jadi saya kira nama itu kan sebuah harapan, impian, dan fikrah (gagasan), nah tinggal bagaimana dari fikrah ini menjadi langkah-langkah yang konkrit," sambungnya.

Sebagaimana Al-Qur'an sendiri ketika berbicara tentang ukhuwah terdiri dalam banyak marhalah (tingkatan). Maka seorang muslim dimanapun dia berada, diakui atau tidak, saling menolong atau tidak bahkan sampai saling memerangi sekalipun, dia merupakan saudara dengan muslim lainnya, seperti Allah katakan dalam surat al-Hujurat: 'Innamal mu'minuuna ikhwatun.'

Baca Juga: Menag Cepat Respon Perusakan Rumah Ibadah Ahmadiyah di Sintang Kalimantan Barat

"Menariknya, Al-Qur'an menegaskan persaudaraan kaum muslimin diikuti dengan 'fa aslihu bayna akhowaykum', ini artinya persaudaraan tidak lepas dengan perselisihan dan meskipun berselisih, tetap dalam koridor saudara. Karena itulah, ukhuwah sebagai nilai normatif tidak akan pernah terputus selama dia menjadi mukmin," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB